Lihat ke Halaman Asli

Suyito Basuki

TERVERIFIKASI

Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Ade Armando, Kutuk Marani Sunduk, Sulung Mlebu Geni

Diperbarui: 16 April 2022   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ade Armando dan Nina Mutmainnah, sang istri (Sumber Foto: merdeka.com)

Ade Armando, Kutuk Marani Sunduk, Sulung Mlebu Geni

Oleh: Suyito Basuki

Maafkan saya, terpaksa menggunakan peribahasa berbahasa Jawa.  Kutuk marani sunduk dalam bahasa Indonesianya adalah ikan gabus yang mendekati sebuah tusuk.  

Peribahasa ini menerangkan seseorang yang masuk ke dalam situasi yang sangat membahayakan dirinya yang mengakibatkan seseorang tersebut menderita atau tewas dalam situasi yang berbahaya tersebut.  

Misal saja, seorang wisatawan manca negara yang dengan nekat masuk ke daerah konflik perang Rusia-Ukraina, sudah dilarang, tetapi tetap nekat, akhirnya ikut kena peluru yang nyasar ke arah dirinya yang mengakibatkannya terluka atau tewas.

Dalam cerita pewayangan, saat Abimanyu, anak Arjuna menjadi panglima perang kerajaan Amarta mengalami luka parah karena panah yang dilesatkan oleh Jayadrata satria dari Banakeling.  

Jika saja, Abimanyu dalam kondisi ini segera mengevakuasi diri atau dievakuasi oleh batalyonya, maka kemungkinan dirinya akan selamat.  Tetapi yang terjadi adalah, dalam keadaan luka parah, Abimanyu terus merangsek melawan prajurit Hastina dengan menewaskan prajurit-prajurit di hadapannya.  Seorang yang terluka tetap maju dalam peperangan, ini yang dimaksud "kutuk marani sunduk". 

Akhirnya banyak luka yang didapat oleh Abimanyu akibat berbagai senjata, baik pedang, panah yang ia terima.  Disebutkan oleh Ki Dhalang, luka Abimanyu ini "arang kranjang", lukanya terdapat di setiap bagian tubuh, sehingga hal ini yang menyebabkan kematiannya di meda laga perang barata yuda.

Sulung mlebu geni dalam bahasa Indonesinya kira-kira: laron kecil masuk ke dapur perapian.  Peribahasa ini hampir sama dengan peribahasa kutuk marani sunduk di atas yang memiliki arti seseorang yang sengaja atau tidak sengaja masuk dalam situasi yang menyulitkan dirinya sehingga menimbulkan kerugian, kesakitan bahkan kematian.  

Peribahasa-peribahasa ini seolah ingin mengatakan secara implisit bahwa baik kalau sebenarnya "kutuk ngedohi sunduk" ikan gabus sebaiknya menjauh dari tusuk atau "sulung ngedohi geni" laron kecil menjauhi dapur perapiaan, jika ingin selamat dari situasi yang membuatnya sulit.  Orang Jawa biasanya menggunakan kata bijak ini dalam bertindak:"sluman, slumun, slamet" yang berarti bertindak tenang, tidak tergesa-gesa, yang penting selamat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline