Pameran Lukis Ngrumat, Ada Gambar Mbah Marijan dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
Oleh: Suyito Basuki
Bertempat di Gedung Taman Budaya Yogyakarta (TBY), sejumlah mahasiswa Program Studi Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengadakan pameran, 2-6 April 2022. Pameran seni rupa ini bertajuk "Ngrumat".
"Ngrumat" adalah kata bahasa Jawa yang berarti merawat. Menurut Ketua Panitia, Muhammad Yasin, kata ngrumat yang dipakai dalam pameran ini, bermaksud ingin mengembalikan kebiasaan-kebiasaan masyarakat yang semakin luntur dengan kemajuan teknologi yang serba cepat saat ini.
Dia berharap budaya-budaya yang sudah luntur tadi yang diyakini sebagai suatu kearifan dapat dibangkitkan kembali. Inilah esensi dari pameran yang bertajuk ngrumat, yakni merawat budaya masyarakat.
Merawat Budaya
Memang terlihat dalam pameran terpajang berbagi lukisan dengan berbagai tema. Ada lukisan bertemakan alam, hasil budaya seperti keris, wayang menjadi obyek lukisan.
Kita tahu bahwa keris merupakan salah satu peninggalan leluhur yang mungkin saja masyarakat, terutama generasi muda sudah melupakannya. Budaya wayang mungkin agak berbeda sedikit.
Meski wayang juga sudah mulai ditinggalkan bahkan ada yang menganggap haram, namun dengan munculnya dalang muda Ki Seno Nugroho, ternyata banyak menarik minat generasi muda untuk kembali mencintai wayang.
Seorang mahasiswa peserta pameran, Ridwan Nurohman menggambar Ranjaban dan Wisanggeni gugat ke kahyangan Suralaya menghadap Bathara Guru ini mengaku senang menonton dan mendengarkan pertunjukan wayang kulit, terutama yang dibawakan oleh Ki Seno Nugroho.