Lihat ke Halaman Asli

Suyito Basuki

TERVERIFIKASI

Menulis untuk pengembangan diri dan advokasi

Restoran De Lachende Javaan dan Menu Tanpa Goreng Khas Masakan Jawa

Diperbarui: 24 Maret 2022   08:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: m.facebook.com

Restoran De Lachende Javaan dan Menu Tanpa Goreng Khas Masakan Jawa

Oleh: Suyito Basuki

Saat di kota Haarlem Belanda, oleh Alle Hookema serta istri, saya dan rombongan dari Indonesia diajak ke sebuah restoran khas Jawa.  Nama restoran itu adalah De Lachende Javaan. Restoran itu terletak di depan gereja mennonit kota Haarlem yang baru saja kami kunjungi.  Antara gereja dan rumah makan terdapat sebuah jalan gang. Sekitar 5 menit kami sudah sampai di restoran yang dikelola oleh orang keturunan Indo-Netherland.

Nama De Lachende Javaan berarti orang Jawa yang tertawa. Restoran itu dimulai sejak tahun 1985, didirikan oleh Helling. Ayah Helling adalah orang Belanda, sedangkan ibunya orang asli Jawa dari Magelang, Jawa Tengah.  

Kami disambut ucapan "selamat sore" oleh para karyawan restoran yang berasal dari Indonesia. Restoran itu terdiri dari 2 lantai. Di lantai atas terdapat gambar seorang penari Bali, wanita Jawa saat kolonial dan reklame-reklame pada zaman kolonial. Restoran itu buka setiap sore. Pada hari Senin restoran tutup.

Pengunjung restoran justru kebanyakan orang Belanda yang mungkin kangen dengan masakan khas Jawa.  Pengunjung rata-rata berusia setengah abad lebih. Terlihat semakin ramai saja pengunjungnya saat itu. Kami merasa terhibur karena dapat makan nasi dengan berbagai lauk khas Jawa, sejak pagi kami belum ketemu nasi.  Roti, keju, telur dan susulah yang kami nikmati. 

Pengunjung banyak orang Belanda (Sumber Foto: tripadvisor.co.id)

Menu yang terdapat di restoran De Lachende Javaan  antara lain oseng-oseng buncis, ayam bumbu rujak, sate ayam dengan lauk berkedel dan krupuk, garang asem, tempe dan tahu bacem dan gorengan-gorengan!  Menurut Alle Hoekema beberapa majalah di Belanda memberi penilaian restoran itu berbintang 2 karena reputasi mereka yang baik.

Dari daftar menu yang tersaji, maka bisa didapatkan pemahaman bahwa orang-orang Belanda yang kangen dengan masakan khas Jawa, tidak hanya masakan yang digoreng, tetapi juga masakan yang direbus, dikukus dan dipanggang atau dibakar. Misal seperti masakan oseng-oseng buncis.  Oseng-oseng buncis ini berbahan dasar sayur buncis (beans).  

Bumbu dari sayur ini adalah bawang merah, bawang putih, lombok, lombok, tomat, daun salam atau laos atau lengkuas, kecap, garam, gula merah dan bisa ditambahkan bumbu masak.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline