Konfrontasi Bukan Kompromi dalam Dunia Mistik Masa Kini
Oleh: Suyito Basuki
Saat masih diperbincangkannya "boneka arwah" sekarang ini sebagai salah satu bentuk perilaku negatif dalam masyarakat, saya mau bilang juga: "hati-hati dengan tayangan mistik di dunia medsos dan televisi masa kini!" Ini himbauan bukan saja pada masalah bahaya kemungkinan adanya kamuflase dari pihak programer pembuat konten yang hanya mencari keuntungan saja tetapi juga pada bahaya meluasnya sindrom ketakutan penonton pada setan atau hantu. Selain itu tidak kalah pentingnya adalah kita berpikir tentang strategi bagaimana pola pengusiran atau pelepasan setan yang efektif.
Metode Kompromi
Pengusiran setan dengan metode kompromi berarti: memperhatikan keinginan roh atau setan, memperlakukannya sebagai pribadi yang layak dihormati, menjaga keharmonisan hubungan dengan setan, dan menganggap setan yang masuk ke tubuh seseorang tidak selalu membawa celaka, kadang malah sebaliknya membawa berkah.
Mempelajari Satanologi, ilmu tentang persetanan, maka dapat ditemukan bahwa setan selalu berperan sebagai pecundang bagi manusia. Dialah yang berperan dalam jatuhnya Adam dan Hawa ke dalam dosa, dalam kisah Ayub, Setan adalah pribadi yang selalu ingin mencobai manusia supaya jauh dari Tuhan. Setanlah yang menggoda Tuhan Yesus, supaya pekerjaan Tuhan gagal di dunia ini (Mat. 4:1-11). Setan adalah penguasa di udara yang wajib diwaspadai dan diperangi dengan segala perlengkapan rohani (Ef. 6:10-20). Dia selalu mengitari dan berharap orang percaya menjadi celaka (I Ptr. 5:8). Dia mendapat julukan: pembinasa, pendakwa, bapa pendosa dan lain-lain. Masa akhir hidup setan adalah di neraka sampai selama-lamanya (Why.20:11-15).
Setan selalu berniat mencelakakan. Mengambil contoh perbuatan Setan di dalam Injil Matius saja, maka akan didapati fakta-fakta bahwa setan membuat orang bisu (Mat. 9:32-34), buta dan bisu (Mat. 12:22), celaka (Mat. 17:14-18), menjadikan manusia sosok monster yang ditakuti (Mat. 8:28), selalu ingin membuat lebih buruk (Mat. 12:43-45), penyebar benih ilalang (Mat. 13:36-43), dan lain-lain. Pelayanan pengusiran atau pelepasan yang dilakukan Tuhan Yesus adalah dalam rangka menolong orang-orang yang berusaha "dicelakakan" setan itu. Dalam pelayanan-Nya, Tuhan bukan memohon supaya setan keluar, tetapi memerintahkan supaya setan meninggalkan orang yang dirasukinya sesegera mungkin. Bahkan suatu ketika Tuhan perlu "menegor dengan keras" pada setan supaya keluar dari tubuh yang dirasukinya (Mat. 17:18).
Kepada setan yang adalah pihak "pencelaka" ini patutkah kita kompromi? Haruskah kita menghormati para penghuni neraka ini?
Konfrontasi dalam Pelepasan
Konfrontasi dalam pelayanan pelepasan, didasari pada teologia yang sehat bahwa setan adalah pihak yang ingin merusak keberadaan manusia dewasa ini. Selain itu juga berdasarkan apa yang dilakukan Tuhan Yesus dalam pelayanan pelepasan ini. Oleh karena itu perintah (pasti diucapkan dalam nama Tuhan Yesus) supaya setan segera meninggalkan tubuh seseorang adalah hal yang harus diucapkan dan tidak boleh ditawar-tawar lagi.