Gua Rong, Wisata Alam dengan View Bawah yang Menawan
Oleh: Suyito Basuki
Jika Anda berkendara dari arah Semarang ke Salatiga, setelah jembatan Tuntang Kabupaten Semarang beloklah ke kiri. Sekitar 1 km akan sampai di lapangan Tlogo. Dari lapangan itulah perjalanan akan menanjak melewati hutan karet, sejauh sekitar 1,5 km ke arah obyek wisata gunung yang bernama Gua Rong. Dibutuhkan waktu sekitar 30 menit untuk sampai ke obyek wisata tersebut. Sebelum pendakian, ada loket untuk membayar tanda masuk. Karcis tanda masuk 20 ribu tiap orang dan bayar parkir kendaraan 5 ribu rupiah setiap mobilnya.
Ada tempat-tempat yang disediakan di lokasi untuk melihat pemandangan bawah. Ada hamparan karpet dengan model rerumputan hijau dengan tentu saja berpagar demi keamanan. Ada juga tempat bangunan lantai kaca dengan dikelilingi pagar, sehingga pengunjung bisa memandang ke bawah dengan aman. Tapi ada juga pengunjung yang deg-degan sampai tidak berani jalan saat berjalan di area itu, karena secara otomatis akan melihat pemandangan di bawah kaca yang diinjak. Tulisan Gua Rong View menjadi spot foto dengan latar belakang pemandangan alam yang maha luas merupakan favorit para pengunjung untuk mengabadikan kehadiran mereka bersama keluarga, rekan-rekan atau pasangannya.
Gua Rong adalah sebuah obyek wisata yang terlatak di desa Tlogo Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Kecamatan Tuntang terletak di antara Kecamatan Bawen dan kodya Salatiga. Kadang orang tidak bisa membedakan antara Tuntang dan Salatiga karena jaraknya yang sangat dekat. Dikira kalau sudah sampai di Tuntang itu berarti sudah sampai pula di kota Salatiga.
Dari Goa Rong, sejauh mata memandang akan dimanjakan dengan pemandangan alam dan lekuk-lekuk jalan raya yang menghubungkan antara kota Salatiga, Bawen dan Semarang. Ruas jalan tol yang dibangun melewati Sungai Tuntang juga terlihat. Yang paling jelas adalah pemandangan Rawa Pening, sebuah rawa yang menghampar di dekat Desa Sumurup dan Asinan, Kecamatan Bawen wilayang Kabupaten Semarang. Rawa Pening sekarang ini selain menjadi lahan mencari nafkah nelayan sekitar yang kesehariannya mencari ikan tawar untuk kemudian dijual di pasar-pasar sekitar, juga menjadi obyek wisata kuliner dan pemandangan gunung dan rawa.
Terlihat nun jauh Gunung Uangaran, Sindoro, Sumbing dan Gunung Telomoyo yang belum lama mengguncang Ambarawa dan Salatiga dengan gempa kecilnya. Hawa pegunungan yang sejuk dan hijaunya dedaunan di sekitar lokasi menambah eksotik suasana. Disediakan tempat-tempat pertemuan umum yang bisa digunakan untuk pertemuan keluarga atau reuni sekolah dan lain-lain. Ada resto yang siap menghidangkan minuman dari teh, kopi sampai jus hingga minuman segar lainnya. Gorengan tempe, ketela keju pun siap dihidangkan. Musik solo organ dengan seorang penyanyi manis mengalunkan tembang-tembang nostalgia menemani pengunjung yang santai ria dengan memberi uang partisipasi suka rela.
Goa Rong, kota di atas awan. Demikian poster yang dibuat untuk promosi tempat wisata itu. Nyaris tidak salah apa yang mereka promosikan. Melihat pemandangan ke bawah memang serasa berada di sebuah kota yang tinggi. Bercengkerama dengan pasangan, keluarga, grup-grup sosial di tempat itu membawa pengalaman unik tersendiri. Pulang dari tempat wisata tersebut tentu akan merasakan kesegaran dan gairah kembali bekerja pada hari berikutnya. Turun dari lokasi itu, bisa dilanjut dengan berburu kuliner durian yang disajikan sepanjang jalan dan makan gecok yang banyak terdapat di desa Tlogo. Sepanjang jalan ke arah Bringin Kabupaten Semarang akan banyak dijumpai warung makan dengan menu spesial gecok, semacam tongseng dengan olahan utama daging sapi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H