Awal Mula Peristiwa
Kisah nyata tertukarnya dua bayi dari ibu bernama Siti Mauliah (37 tahun) dan Dian Prihatini (33) di salah satu rumah sakit di Bogor merupakan peristiwa yang langka terjadi, dan tanpa adanya unsur kesengajaan. Meskipun tentu ada pihak yang dianggap lalai tentu semua berharap dapat diselesaikan dengan baik, tanpa adanya pihak-pihak yang menfaatkan kejadian ini untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
Sebagai seorang ayah dan bapak dari anak-anak kami, penulis turut perihatin, dan kita berharap dua bayi dari dua keluarga ini mendapatkan hikmah dan berkah dari peristiwa ini. Semua pihak,dan semua orang tentu berharap hal ini tidak terjadi, dan tidak terulang kembali, maka upaya yang dilakukan adalah bagaimana memperbaiki sistem agar hal ini tidak terjadi kembali, dan pihak yang bertanggung jawab tidak kembali lalai. Termasuk penggunaan teknologi agar dapat meminimalkan kesalahan dan kelalaian, seperti teknologi ini https://incubator.smartiotindo.com/ IoT based Baby Incubator Monitoring System.
Hal yang bisa dijadikan pertimbangan adalah dampak dari kelalaian tersebut seperti apa? Kelalaian yang menyebabkan tertukarnya dua bayi tersebut membuat kedua orangtua tersebut tidak mengetahui mereka merawat anak atau bayi yang bukan anaknya, sehingga keduanya tetap merawat bayinya dengan penuh tanggungjawab dan penuh kasih sayang, apapun kondisi ekonomi kedua keluarga tersebut.
Artinya tanpa perlu melihat keadaan ekonomi keduanya, pasti akan merawat bayinya dengan tulus dan ikhlas, dengan perawatan terbaik yang bisa dilakukan oleh kedua keluarga tersebut.
Dan puji syukur Alhamdulillah jika pada akhirnya bisa kembali ke pangkuan ibu kandungnya masing-masing, inipun juga hal yang jarang terjadi, tetapi itu bisa terjadi. Maka semua yang terjadi adalah atas kuasa Allah SWT, maka sudah selayaknya sebagai seorang muslim, jika mendapat musibah bersabar dan disaat mendapat nikmat bersyukur. Lantas hikmah dan berkah apa yang bisa diambil dari kejadian ini?
Hikmah dan Berkah
Lantas hikmah apa yang bisa diambil dari kejadian ini? Sebagai pembanding, meski tidak sama, kejadian kelalaian atau malpraktek yang terjadi juga pernah penulis alami, tepatnya dialami oleh putera kedua kami, yang menurut dokter didiagnosa mengidap hipoglikemia. Hipoglikemia neonatus adalah kondisi di mana kadar gula darah bayi baru lahir turun di bawah nilai normal dalam beberapa hari pertama setelah kelahiran.
Secara umum, kadar gula yang rendah pada bayi baru lahir adalah hal yang biasa terjadi dan seringkali akan kembali normal dalam beberapa jam. Tetapi jika kadar gula tidak membaik, perawatan khusus di Neonatal Intensive Care Unit (NICU) mungkin diperlukan.
Glukosa sangat penting untuk memberikan energi kepada otak dan organ tubuh lainnya. Biasanya, bayi mendapatkan pasokan glukosa ini dari plasenta sebelum lahir, dan setelah kelahiran dari ASI atau susu formula.
Menurut informasi dari Medscape, kadar glukosa normal bayi baru lahir adalah 30 mg/dL dalam 24 jam pertama setelah kelahiran, dan 45 mg/dL setelahnya. Kadar di bawah batas ini dapat menunjukkan adanya gejala hipoglikemia pada bayi. Seharusnya dokter bisa melakukan penanganan dengan baik, tapi karena bayi kami tidak mendapatkan penanganan dengan baik, kami meminta rujukan ke Rumah Sakit yang lebih baik di Jakarta.