Di era modern ini, siapa yang tidak mengenal media sosial? Baik remaja hingga dewasa semuanya memiliki akses terhadap media sosial. Tentu kita semua tahu kasus Gus Miftah yang viral belakang ini. Kasus Gus Miftah yang konon katanya melecehkan seorang pedagang Es Teh bernama Pak Sunhaji.
Dalam wacana yang diwartakan oleh berbagai media, Gus Miftah mengolok olok Pedagang Es Teh dengan melayangkan ucapan "goblok" saat mengisi sebuah pengajian di Magelang, Jawa Tengah.
"Es tehmu jik okeh ra? Masih? Yo kono didol, goblok!
Begitulah ucapan Gus Miftah kepada pedagang Es Teh. Sontak kejadian ini menjadi viral karena Gus Miftah dianggap merundung pedagang tersebut.
Namun dalam tulisan ini kita tidak akan berbicara soal benar-salah dan sebagainya. Melalui tulisan ini kita akan melihat paradoks, yang terlihat di sosok Pak Sunhaji, penjual Es Teh.
Kita tahu bahwa Pak Sunhaji berjualan es teh untuk melayani atau menafkahi keluarganya. Betul? Jika kita sama-sama mengatakan betul, dengan pernyataan ini mari kita membahas sebuah nilai yang dapat dipetik dari Pak Sunhaji, laki-laki gigih yang berjuang untuk keluarga.
Nilai yang dapat dipetik adalah hikmah dibalik Khidmah, Khidmah kepada keluarga.
Secara harfiah, khidmah berarti melayani, bersikap loyal kepada seseorang. Khidmah juga dapat dipahami sebagai servant leadership atau pemimpin yang melayani orang lain, kesungguhan dedikasi kepada orang lain.
Dalam konteks keluarga, suami atau kepala keluarga juga berkhidmah kepada istri dan anaknya. Melayani dan mendedikasikan tenaga, waktu, dan pikirannya untuk mencari nafakoh bagi keluarga di rumah.
Pada diri Pak Sunhaji, beliau merupakan sosok yang berkhidmah kepada keluarganya. Beliau tak mengenal waktu dan lelah, berkeliling menjajakan es teh demi nafakoh yang halal untuk anak istri.