Lihat ke Halaman Asli

Jurus Mabuk Gita Wirjawan

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada yang aneh dari Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, beberapa jam setelah serah terima jabatan dan memutuskan untuk fokus di Konvensi Demokrat. Gita muncul dengan berbagai statement kritik terhadap pemerintah SBY-Boediono. yang paling aneh adalah statetment Gita berikut ini :

Gita Wirjawan : Pemerintah Harus Prioritaskan Pertanian.

Berita tersebut terdengar lucu, bak seorang yang baru di tinggal istri langsung bicara istri baru. Masih segar diingatan publik bagaimana Kinerja Gita selama menjadi Menteri Perdagangan, bekerjasama dengan Menteri Pertanian, Gita berhasil menjadikan impor Indonesia meningkat tajam, dan paling memprihatinkan adalah Impor pangan mulai dari Ubi sampai dengan beras.

Kemudian adalah Berita yang menyebut Gita Wirjawan dorong swasta untuk percepat pembangunan infrastruktur. Bukankah selama ini Gita Wirjawan berkutat di bidang itu? Memicu agar perdagangan bisa tumbuh. Dengan jabatan menteri perdagangan harus Gita sejak awal mampu mendorong hal tersebut. Namun kenapa setelah mengundurkan diri Gita muncul dengan berbagai Statetment Ideal?

Selama berada di ketiak pemerintahan, Gita hanya cenderung menjadikan lajur perdagangan Indonesia tak berdaulat, tergantung dengan pasar asing yang akhirnya menjadikan Indonesia bulan-bulanan Negara lain. Saya lebih melihat, komentar-komentar Gita ini hanyalah jurus mabuk untuk memenuhi halaman media agar mampu menggenjot pencitraannya.

Sebelumnya Gita pernah berjanji untuk mengungkap kasus Impor beras dari Vietnam dalam 2 Hari, saat itu (30 Januari 2014) Gita Wirjawan berjanji mengungkapnya dalam 2 hari. Sampai Gita mengundurkan diri janji tersebut tidak pernah terealisasi. bahkan ironisnya jawaban Gita saat ditanya soal janjinya tersebut. - Kasus Impor Beras Bukan Tanggung Jawabnya Lagi

Sekali lagi, apakah rakyat akan tertipu? Semoga tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline