Pejuang Muda merupakan program sinergi antara Kementerian Sosial RI, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi serta Kementerian Agama yang diperuntukkan bagi mahasiswa agar bisa berperan dalam penanganan kemiskinan dan masalah sosial di masyarakat. Program ini menggandeng 5.140 mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang diterjunkan ke masyarakat untuk mengetahui permasalahan sosial dari dekat dan berupaya menyelesaikan masalah kemiskinan di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.Tepat pada tahun 2021 Kementerian Sosial sebagai lembaga negara yang berwenang di bidang Sosial Kemasyarakatan, Memunculkan ide baru yang progresif bernama Pejuang Muda. Pejuang Muda adalah sebuah laboratorium sosial bagi para mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu dan pengetahuan untuk memberi dampak sosial secara konkrit. Melalui program ini, mahasiswa akan ditantang untuk belajar dari warga sekaligus berkolaborasi dengan pemerintah daerah, pemuka masyarakat, tokoh agama setempat serta seluruh stakeholder penggerak sosial di daerah.
Sasaran dari program pejuang muda berfokus pada 4 tempat yaitu di daerah pasca bencana, di kantong kemiskinan, di komunitas adat terpencil, dan di seluruh Nusantara. Mahasiswa berperan sebagai agen perubahan sosial, melalui kegiatan (1). Pemecahan Masalah; (2) Identifikasi alternatif solusi; (3) Formulasi solusi terbaik; (4) Perencanaan sumber daya dan Capaian; (5) Pengerahan peran serta elemen masyarakat; (6) Implementasi dan Pelaporan serta pengukuran dampak.
Kategori program yang bisa diambil oleh mahasiswa antara lain, Pengembangan program bantuan sosial, Pemberdayaan fakir miskin & lansia, Pola hidup sehat & Kesehatan lingkungan serta Pembangunan Fasilitas umum di wilayah pasca bencana. Kegiatan ini merupakan kegiatan berbasis Blended Activities. Aktivitas online dan offline akan membuat mahasiswa dapat belajar langsung di lapangan sekaligus menggerakan banyak orang untuk berkontribusi via online. Dalam kegiatan offline dapat berkolaborasi atau magang dengan Kementerian sosial, balai, atau panti sosial lokal untuk mengatasi permasalahan sosial di wilayah tersebut. Sedangkan dalam platform online mahasiswa dapat membuat Digtal Campaign dan Fundraising untuk mendukung kegiatanya dalam memberikan dampak sosial. Secara keseluruhan, tugas principal sebagai pejuang muda ada 2 yaitu, Melakukan Verifikasi dan Validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). serta merumuskan, merealisasikan, dan melaporkan project sosial sesuai dengan permasalahan sosial yang ada di lokasi penempatan masing -- masing Pejuang Muda.
kami ditugaskan untuk membantu percepatan penanganan kemiskinan melalui verifikasi dan validasi Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) . Verifikasi dan validasi (DTKS) tersebut dilakukan menggunakan aplikasi Socialial Affair Geographic Information System (SAGIS) di mana setiap penerima bantuan sosial masyarakat tersebut yang di verifikasi dan validasi di pergunakan untuk melakukan pendataan target survey dari kementerian sosial, Survey yang dilakukan oleh tim Pejuang Muda yang terjun ke lapangan pada akhirnya akan diinput di apk (SAGIS) dapat di konfirmasi lokasi dan kondisi rumahnya serta pemanfaatan bantuan sosial yang telah diterima atau yang belum pernah diterima.
Saya dan tim Pejuang Muda kota Batu juga ditugaskan untuk berupaya menyelesaikan permasalahan sosial melalui team based project. Merupakan proyek sosial yang dilaksanakan melalui pemetaan masalah sosial dan mengidentifikasi solusi yang kemudian disusun dalam bentuk proposal. Selama saya dan tim Pejuang Muda bertugas, ada 6000 kurang lebih data penerima bantuan sosial yang telah di verifikasi dan di validasi. Di sini tim kami menggunakan system grebeg perdesa untuk memverifikasi dan validasi data penduduk. Di kota Batu sendiri ada tiga Kecamatan yaitu, kecamatan Batu, kecamatan Junrejo dan kecamatan Bumiaji.
Dari hasil pemetaan wilayah melalui observasi, Kegiatan yang dilaksanakan oleh tim pejuang muda kota Batu adalah " SAMBANG BUMI: GERAKAN PENGHIJAUAN SATU NAMA SATU POHON SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA BANJIR DI WILAYAH KOTA BATU" kenapa tim basic project pejuang muda kota Batu memilih sambang bumi dengan gerakan penghijauan satu nama satu pohon sebagai upaya mitigasi bencana banjir di wilayah kota Batu, karena pada saat berlangsungnya kegiatan pejuang muda pernah terjadi banjir bandang yang terjadi pada tanggal 4 November 2021 di kota Batu tepatnya di desa Bulukerto. Di sini berdampak pada timbulnya korban jiwa, kerugian harta benda psikologis, dan juga kerusakan alam. Bencana ini, menurut keterangan BPBD ( Badan Penanggulangan Bencana Daerah) nasional selain disebabkan oleh adanya perubahan iklim dan peningkatan intensitas hujan yang tinggi sehingga menyebabkan debit air pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas meluap membawa serta material kepemukiman warga. Juga disebabkan oleh semakin menyempitnya lahan kritis dan alih fungsi lahan di kota Batu menjadi lahan pertanian perumahan dan pariwisata.