Lihat ke Halaman Asli

I Wayan Suyanta

Swadharma pada Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Etika dan Moralitas Pendidikan (Bagian 3 Tanggung Jawab)

Diperbarui: 2 Juni 2020   09:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Paparan etika dan moralitas pendidikan dapat kita bahas dengan rasa bertanggung jawab. Baik oleh guru, peserta didik, ataupun penentu kebijakan pendidikan atau pun stakeholder lainnya. Sikap bertanggung jawab tersebut dapat kita klasifikasikan menjadi empat, diantaranya:

Pertama. Kesediaan melakukan apa yang harus dilakukan atau dibebankan kepada kita. Kita merasa terikat untuk menyelesaikannya, demi tugas itu sendiri. Sikap itu tidak memberikan ruang pada pamerih kita. Karena kita terlibat dalam pelaksanaannya, perasaan seperti malas, takut, malu tidak mempunyai tempat untuk berpijak.

Kita akan melaksanakannya tugas-tugas pendidikan sebaik mungkin, meskipun dituntut pengorbanan atau ada sesuatu yang kurang menguntungkan atau bahkan ditentang oleh orang lain.

Tugas itu bukan sekedar masalah dimana kita berusaha untuk menyelamatkan diri tanpa menimbulkan kesan buruk, melainkan tugas itu kita rasakan sebagai sesuatu yang harus kita emong, kita pelihara, kita selesaikan dengan baik, bahkan andaikata tidak ada orang lain yang perduli terhadap tugas tersebut.

KEDUA, SIKAP BERTANGGUNGJAWAB MENGATASI SEGALA ETIKA PERATURAN.

Etika peraturan hanya mempertanyakan apakah sesuatu boleh atau tidak. Sedang sikap bertanggungjawab merasa terikat pada yang memang perlu, dan terikat pada nilai yang mau dihasilkan. Dapat dicontohkan seorang pegawai Tata Usaha Sekolah akan memberitahukan pada Kepala Sekolah apabila mesin mobil yg ada di garasi masih menyala, walau si pegawai melanggar peraturan, dilarang menginformasikan sesuatu pada Kepala Sekolah semasih ada Rapat Dalam Kantor.

Ketiga, WAWASAN  ORANG YG BERSEDIA BERTANGGUNGJAWAB SECARA PRINSIP TIDAK TERBATAS.

Seseorang yang bertanggung jawab tidak membatasi diri pada apa yang menjadi urusan dan kewajibannya, melainkan merasa bertanggungjawab dimana saja diperlukan. Bersedia untuk mengerahkan seluruh tenaganya dan kemampuannya dimana ia ditantang untuk menyelamatkan sesuatu. Dia selalu bersikap positif, kreatif, kritis, dan objektif. Apabila tetangganya dirampok, ia tidak bersikap masa bodoh, melainkan segera menghubungi polisi. Apabila ia melihat kecelakaan, ia berusaha menolong.

Sikap Bertanggungjawab yang keempat, KESEDIAAN BERTANGGUNG JAWAB TERMASUK KESEDIAAN DIMINTA, DAN UNTUK MEMBERIKAN, PERTANGGUNGJAWABAN ATAS TINDAKAN, PELAKSANAAN TUGAS dan KEWAJIBANNYA. Kalau ia ternyata lalai atau melakukan kesalahan, ia bersedia untuk dipersalahkan. Ia tidak akan melempar tanggung jawab yang dibuatnya kepada bawahan. Sebaliknya, sebagai atasan ia, dlm hubungan dgn pihak luar, bersedia untuk mengaku bertanggungjawab atas suatu keteledoran, meskipun yang sebenarnya bertanggung jawab adalah seorang bawahan.

Demikian sikap bertanggungjawab yang dapat membawa seluruh stakeholder pendidikan dapat memperbaiki seluruh etika dan moralitas pendidikan yang ada di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline