Lihat ke Halaman Asli

Suwito

Entomologist

Saatnya di Rumah Saja, Berperan sebagai Jumantik Keluarga

Diperbarui: 17 April 2020   07:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Sebagai paragraf pengantar, tulisan ini saya buat untuk berbagi informasi kepada pembaca dan kita semua yang sedang melawan penyebaran Covid-19, bahwa saat ini kita juga perlu waspada terhadap penularan penyakit demam berdarah, yang sering kali meningkat pada kondisi pancaroba, dimana hujan masih relatif tinggi, demikian juga suhu dan kelembaban udara juga sudah menjadi relatif tinggi.

Hal ini merupakan kondisi lingkungan yang optimal bagi perkembangbiakan nyamuk, termasuk nyamuk Aedes aegypti vektor penular demam berdarah.

Sehingga upaya social distancing/ physical distancing dengan cara di rumah saja, dapat diisi dengan kegiatan positif, yaitu pemberantasan sarang nyamuk di rumah masing-masing.

Harapanya apa yang akan kita lakukan saat di rumah saja akan dapat bermanfaat untuk dua hal sekaligus, yaitu pemutusan rantai penularan Covid-19 dan pemutusan rantai penularan demam berdarah.

Beranjak dari Teori Blum (1974) yang menyatakan bahwa derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Dari keempat faktor tersebut, faktor lingkungan memberikan kontribusi terbesar penularan penyakit, seperti demam berdarah.

Demikian juga dengan Teori Gordon (1950) yang menyatakan bahwa lingkungan merupakan penyangga bagi peningkatan/ penurunan agen (penyebab penyakit) dan daya tahan tubuh manusia (host), memberikan kontribusi besar terhadap penularan penyakit, termasuk demam berdarah.

Faktor lingkungan yang sangat dekat dengan terjadinya penyakit demam berdarah adalah kepadatan vektor nyamuk penular demam berdarah, yang mana kepadatan vektor ini dipengaruhi oleh faktor lingkungan lainnya seperti peningkatan suhu, kelembaban udara, curah hujan, perubahan tata guna lahan yang menyediakan banyak habitat perkembangbiakan vektor.

Saat ini, dengan kondisi pancaroba (pergantian musim penghujan ke musim kemarau) yang diperkirakan terjadi april-mei 2020 menyebabkan hujan, suhu dan kelembaban udara relatif tinggi.

Masih tingginya curah hujan menyediakan banyak media/habitat untuk nyamuk bertelur, sedangkan suhu dan kelembaban udara yang relatif tinggi mempercepat siklus hidup dan perkembangbiakan nyamuk.

Kondisi ini menjadikan kepadatan nyamuk akan lebih cepat meningkat dan kontak nyamuk dengan manusia akan lebih banyak, dampaknya akan diiringi dengan peningkatan kasus penyakit.

Sejak 27 Februari 2017, Presiden Joko Widodo telah mengintruksikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau Germas, melalui Inpres Nomor 1 Tahun 2017.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline