Lihat ke Halaman Asli

Dengarkan Kata Hatimu!

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

seperti hari rabu biasanya latihan yoga dimulai pada waktunya dan aku pun menyiapkan semua halnya termasuk diri ku sendiri. Entah mengapa aku merasakan bahwa aku sangat panas sampai-sampai kerongkonganku tak kuat menahan panasnya tubuhku dari dalam. ada sesuatu yang ingin ditunjukkan kepadaku. kenapabegitu panas tubuhku ini. Namun, panas yang berbeda. tidak demam. tetapi panasnya seakan membakar tenggorokkanku. Saat memulai latihan dan sepanjang latihan aku teringat dengan semua kejadian dan kenanganku bersama seorang perempuan. begitu detail. selama aku mengenal dia. kebetulan saat itu latihan yoga yang ke-5. pemberdayaan cakra ke-5 yang berhubungan dengan menyuarakan kebenaran. aku baru sadar bahwa apa yang dimaksud dengan ingatanku tentang kejadian-kejadian itu. Betapa aku selama ini hanya menjadi penipu dan orang yang paling munafik didunia ini yang tidak tahu wujud cinta dan bagaimana aku mengekspresikan cinta dan mengungkapkan kebenaran. kebenaran dalam artian aku menyurakan apa yang aku rasakan. Kebenaran bahwa aku mendengar hati nuraniku sendiri.  Iya, aku baru sadar dengan kejadian itu. Aku hanya mengulangi terus apa yang sudah pernah terjadi dan tidak pernah belajar.Melihat kondisiku yang penuh dengan kemarahan karena sudah sekian kali aku tidak pernah mengungkapkan apa yang aku rasakan. Apa yang menjadi keinginanku, yang benar-benar yang aku inginkan. Aku hanya berhenti pada apa kata orang dan aku hanya memperhatikan apa yang orang lain katakan padaku dan yang aku dengar tentang diriku dari orang lain. Aku belum pernah mendengarkan apa kata hatiku. Penerimaan diri dan mengungkapkan kebenaran yang berasal dari hati yang paling terdalambukan dari apa yang terlihat dari permukaan saja. kejadian dan kenanganku dengan perempuan itu membuat aku belajar dengan keadaanku dan kondisiku selama ini. bagaimana mengungkapkan diriku sendiri. hidupilah dirimu! itulah kata yang diberikan Guru yang menjadi penutanku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline