Apakah lengkung senyummu masih simetris?
Seperti bulan sabit yang mematung di dada langit
atau malah lebih mirip dengan tekukan busur
yang kau sembunyikan di balik tubuh molekmu
atau jangan-jangan telah kau gunakan sebagai senjata membidik gagak
setelah anak panahmu bersarang menembus gunung
di antara cemas, tangis dan bingung
Oh, Nana!
Bukankah kau janjikan pucuk nyiur itu rukuk di kaki januari
Bukankah doamu september sebagai bulan suci
antara aku kau dan kehadiran buah hati