Lihat ke Halaman Asli

Sutrisno

Mahasiswa Komunikasi Universitas Siber Asia

Desak Anies dalam Perspektif Komunikasi di Era Digital

Diperbarui: 18 Februari 2024   16:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam era digital yang terus berkembang, wajah politik telah mengalami transformasi besar. Salah satu contohnya adalah strategi komunikasi yang digunakan oleh Anies Baswedan, Capres 2024, melalui program "Desak Anies" yahg sebelumnya sukses juga mengantarkan beliau ke posisi gubernur DKI Jakarta 2017-2022. Dalam menjelajahi fenomena ini, mari kita melihatnya melalui lensa filsafat komunikasi, dengan mempertimbangkan gagasan dari tokoh seperti Al-Farabi dan teori-teori modern komunikasi.

Dalam  perspektif Al-Farabi: Pentingnya Komunikasi untuk Keadilan Sosial. Al-Farabi, seorang filsuf Muslim abad ke-9, menegaskan bahwa komunikasi yang efektif adalah pondasi dari masyarakat yang adil. Dalam konteks "Desak Anies", program ini dapat dipandang sebagai upaya Anies Baswedan untuk memperkuat kesatuan sosial dan mempromosikan keadilan melalui platform digital.

Konsistensi dan Kesesuaian dengan Konteks Politik adalah salah satu pendekatan Pragmatis yang dilakukan oleh beliau dalam strategi komunikasinya. Melalui "Desak Anies", ia memastikan konsistensi pesan politiknya dengan nilai-nilai dan tujuan politiknya. Selain itu, pesan-pesan yang disampaikan juga disesuaikan dengan situasi politik yang berkembang, menunjukkan adaptabilitasnya dalam menghadapi dinamika politik.

Menjamin Konsistensi dan Kebenaran Pesan Politik  adalah bentuk implementasi Teori Koherensi dan Korenspondensi. Dalam praktiknya, "Desak Anies" harus memastikan konsistensi dan kebenaran pesan politiknya. Anies Baswedan menggunakan teori koherensi untuk memastikan bahwa pesan-pesan yang disampaikan secara keseluruhan adalah konsisten dan saling mendukung. Di sisi lain, teori korespondensi digunakan untuk memastikan bahwa pesan-pesan tersebut sesuai dengan realitas politik yang dihadapi oleh masyarakat.

Implementasi dalam Kajian Ontologi dan Epistemologi yaitu Keyakinan dan Penciptaan Pengetahuan Politik. oleh karena itu Ontologi komunikasi politik Anies Baswedan berpusat pada keyakinannya akan keadilan dan partisipasi publik dalam pembangunan masyarakat yang lebih baik. Sementara itu, epistemologinya menekankan penggunaan data dan analisis yang cermat dalam merumuskan strategi komunikasi yang efektif dan membangun pengetahuan politik yang valid.

Evaluasi Nilai-Nilai Politik Dalam "Desak Anies"adalah bentuk kajian askiologi, evaluasi nilai-nilai politik menjadi penting. Anies Baswedan secara konsisten mengevaluasi kebijakan-kebijakan yang diusungnya dari sudut pandang moralitas, keadilan, dan keberlanjutan. Hal ini mencerminkan kesadaran akan tanggung jawab moralnya sebagai pemimpin masyarakat.

Melalui paradigma konstruktivis, "Desak Anies" dipandang sebagai bagian dari proses dinamis dalam pembentukan realitas politik bersama antara Anies Baswedan, masyarakat, dan lingkungannya. Komunikasi politik dalam hal ini dipahami sebagai hasil dari interaksi sosial yang kompleks dan konstruksi bersama antara aktor politik dan publiknya.

Dengan memadukan pandangan filsafat komunikasi dengan praktik komunikasi politik Anies Baswedan melalui "Desak Anies", kita dapat melihat betapa kompleksnya dinamika politik dalam era digital saat ini. Dengan demikian, "Desak Anies" bukan hanya sebuah program komunikasi, tetapi juga cerminan dari pemikiran politik Anies Baswedan dan upayanya dalam membangun citra politiknya serta mempengaruhi opini publik dengan tepat dalam era digital yang terus berkembang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline