Pasca pandemi covid-19 ditandai dengan maraknya orang berolah raga dengan bersepeda (gowes). Semakin banyak orang bersepeda (goweser) memilih rute yang melewati jalan-jalan desa dengan udara segar dari lingkungan persawahan. Tak terkecuali di Desa Karangrejo, setiap hari sabtu, minggu dan hari libur ratusan goweser melewati jalan-jalan di Desa Karangrejo, terutama jalur di tepi saluran irigasi Kalisermo. Kondisi ini ditangkap sebagai peluang untuk membuat rest area dengan menyediakan aneka minuman dan jajanan.
Pada awalnya minuman dan jajanan yang disediakan masih berupa jajanan umum seperti yang dijual di warung atau toko. Hadirnya mahasiswa KKN Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Karangrejo telah memberi masukan agar dikembangkan jajanan tradisional yang bersifat lokal atau jajanan khas Karangrejo. Usulan ini direspon positif oleh Tim Kuliner yang diketuai oleh Ibu Sutanti yang juga merupakan Ketua Tim Penggerak PKK Desa Karangrejo.
Kemudian Tim Kuliner menindaklajuti gagasan tersebut dengan mengembangkan jajanan tradisonal yang khas dan diharapkan menjadi daya tarik agar lebih banyak lagi orang yang datang ke Karangrejo. Beberapa jajanan khas lokal seperti geblek, umbi suweg, gembili dan sebagainya banyak diminati oleh para pesepeda yang melewati rest area yang terletak di Pasar Ngasem, Desa Karangrejo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H