Lihat ke Halaman Asli

Lahirnya Si “Pemecah Masalah”

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Orang tua mana sih yang nggak mau mempunyai anak yang dapat berfikir kritis? Orang tua mana sih yang nggak bangga jika mempunyai anak yang kreatif? Dan orang tua mana sih yang nggak bangga jika anaknya dapat memecahkan masalah secara mandiri? Tentu semua menginginkan hal tersebut bukan? Dapat menjadi seseorang yang bersikap kritis, kreatif, serta problem solver itu tidaklah gampang.

Banyak masyarakat yang memandang bahwa sekolah merupakan wahana satu-satunya agar anak mampu berfikir kritis, kreatif, serta dan dapat menjadi problem solver bagi dirinya. Padahal, jika ditelusuri lebih lanjut, keluarga serta masyarakat sekitar juga dapat berpengaruh. Berfikir kritis bisa muncul dari seseorang yang selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Jadi, jika tidak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi seseorang tak akan pernah bisa berfikir kritis. Selanjutnya, anak yang kreatif bukan hanya berasal dari faktor genetika saja, namun juga bisa dipengaruhi oleh peran lingkungan dan keluarga.

Keluarga merupakan penentu awal bagi perkembangan anak. Jika pola asuh dalam keluarga baik, keluarga si anak memberi motivasi dan dukungan penuh kepada si anak maka akan membuat anak bereksplorasi secara bebas yang nantinya melahirkan sikap kritis dan kreatif. Jika benih-benih kritis mulai tumbuh dan jika direspon dengan baik akan memicu anak menjadi kreatif. Kreativitas sangat bermakna dalam hidup karena dengan kreatif dapat memunculkan ide-ide yang baru yang nantinya dapat dipakai sebagai alternatif pemecahan masalah. Sebagai orang tua harus menanggapi kreatifitas anak dan selalu memberikan support.

Dalam bereksplorasi di lingkungan sekitar, anak akan menemukan banyak kejadian atau masalah, disaat demikian munculah ide-ide kreatif. Dia akan mencari cara sebagai alternatif untuk menyelesaikan masalahnya tersebut. Sikap-sikap itu akan mengasah daya pikirnya sehingga dia mampu menjadi pemecah masalah yang mandiri. Pikiran kritis merupakan tahap awal seseorang memahami sebuah masalah. Dari pikiran itu, dia akan berusaha menyelesaikan masalahnya dengan mencari alternatif pemecahannya secara kreatif hingga akhirnya dia mampu memilih alternatif pemecahan yang tepat dan dapat menyelesaikan berbagai permasalahan dalam hidupnya, karena dia adalah si “Pemecah Masalah”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline