Lihat ke Halaman Asli

Akhirnya Bayi Imortalku Alias Buku Lahir Juga

Diperbarui: 24 Juni 2015   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1377411288119975463

[caption id="attachment_283245" align="aligncenter" width="300" caption="bayi imortal pertamaku"][/caption]

Tarammmmmmmm

Yipiiiiiiiiiiiii, akhirnya bayi imortalku alias buku lahir juga.

Beberapa bulan lalu, aku sempat menulis artikel yg berjudul Nunggu bayi imortalku lahir. Kemarin, tepatnya tgl 22 Agustus 2013 anak itu lahir dengan membanggakan. Dia lahir selamat dan berhasil didistribusikan ke Gramedia, Togamas dan Gunung Agung.

Seperti yang aku ceritakan di artikel sebelumnya, buku ini lahir atas campur tangan Nhae sahabatku. Dia lah yang optimis bahwa naskahku bisa lolos di penerbit major, dan ternyata itu terjadi.

Tadinya naskah itu akan kuberikan pada dokter terapiku, tapi tiba-tiba terpikir untuk menerbitkan ke salah 1 penerbit major lainnya. Namun sayang, saat itu tidak ada uang untuk print out dan kalau mau kirim lewat email, biasanya lebih lama lagi untuk proses seleksi naskahnya.

Sempat terpikir juga sih untuk menerbitkan sendiri saja karena ada banyak jasa self publishing yang menawarkan harga paket penerbitan beserta bantuan untuk promo dari mereka. Tapi jangankan self publishing, lha wong untuk print out saja ndak ada hepeng (kesian bener hahaha).

Ditengah pilihan untuk menerbitkan itulah Nhae datang dengan solusinya. Dia meminta aku mengirim naskahku via email, selanjutnya dia yang akan mengirimkan naskahku ke penerbit yaitu Elex Media Komputindo lalu menyuruhku agar terus berdoa.

Selama naskah diseleksi dan belum ada respon, rasanya hati ini tak tenang. Harap-harap cemas hingga aku terus menerus mengganggu kesibukan Nhae perihal hasil seleksi naskah.

1 Mei 2013, pihak penerbit menghubungiku dan memberi kabar baik bahwa naskahku bisa mereka terbitkan.

Kami mulai melakukan proses editing, ada beberapa bab yang dihilangkan karena dirasa tidak perlu dan tidak mengganggu jalan cerita jika dihilangkan. Setelah itu aku menambahkan 2 tulisan yang pernah kumuat di Kompasiana yaitu tulisan yang berjudul Stroke itu adalah pencuri yang jahat dan sangat terencana dan Bisakah Aku yang Cacat ini Jadi Jagoan

dengan sedikit perubahan dan penyesuaian tentunya. Sedangkan tentang stroke yang ada dinaskahku memang sengaja sudah pernah kubagikan juga di Kompasiana.

Beres editing selama berbulan-bulan, naskah masuk ke tahap proofing juga sempat kebingungan dengan judul karena judul yang kuberikan dirasa tidak menarik sampai akhirnya pada tanggal 10 Juli 2013 ditentukanlah sebuah judul yang kami sepakati bersama yaitu MENITI LANGKAH.

Beberapa hari kemudian desain cover pun datang lalu terbit deh. Kabar terbit ku ketahui pada tanggal 20 Agustus 2013 dari Rahma sahabatku yang tidak sengaja googling dan menemukan informasi bahwa buku ku akan terbit pada tanggal 22 Agustus. Kemudian aku mendapat konfirmasi dari pihak penerbit tentang tanggal terbit sesuai dengan informasi yang Rahma berikan.

Maka aku putuskan untuk melaunchingnya dengan sederhana pada hari itu juga tanggal 20 Agustus 2013. Launching hanya kulakukan dengan meminta doa Mamah kemudian kami berdua berdoa bersama lalu kuberitahu rekan dan kerabat melalui broadcast message di BBm.

Setelah itu, ucapan selamat pun berdatangan, dan Alhamdulillah ML kini sudah hadir hampir di semua Gramedia. Untuk Anda, silahkan kunjungi Gramedia terdekat ya! Atau jika tidak bisa beli online saja, tinggal googling dengan keyword meniti langkah, maka akan muncul toko-toko buku online yang juga menjualnya.

Alhamdulillah, tak henti-hentinya diri ini bersyukur karena buku yang berjudul Meniti Langkah, sebuah catatan seorang penderita stroke muda adalah novel non fiksi yang aku tulis sendiri selama fase pemulihan di bulan Januari sampai Maret.

Aku masih meniti langkah, yang artinya mau tidak mau, aku harus menghadapi semua hal, bukan karena suka atau tidak suka

Aku masih meniti langkah bukan di negeri khayalan, tempat semua hal bisa terjadi sesuai rancangan si pengkhayal tanpa hambatan

Aku masih meniti langkah di bumi, bukan di negeri dongeng yang tiba-tiba akan muncul ibu peri pada saat-saat tersulit. Ini alam nyata, aku harus berjuang jika ingin sesuatu

Aku masih meniti langkah, artinya aku harus siap dengan segala realitas sampai akhirnya aku berada dua setengah meter di bawah tanah

Aku meniti langkah selama masih menginjak tanah. Sejak dulu aku suka melangkah dengan kaki telanjang, dan kini pun aku masih tetap menyukainya walau kaki yang satu masih berjuang untuk berpijak dengan sempurna.

Salam dan SEMANGAT!!!!!!!

[caption id="attachment_283246" align="aligncenter" width="300" caption="judul: Meniti Langkah catatan seorang penderita stroke muda penerbit: Elex Media Komputindo Rp.37.800,-"]

1377411541906750572

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline