Lihat ke Halaman Asli

Sutomo Paguci

TERVERIFIKASI

Advokat

Aturan #3 Gunung Bukan Tempat Sampah, Bawa Turun Sampahmu

Diperbarui: 6 Juli 2022   13:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah gunung (Dokumentasi Pribadi)

Tulisan ini merupakan seri aturan dasar saat berkegiatan di luar ruang (outdoor), misalnya mendaki gunung, berkemah, dan lainnya. Sengaja ditayangkan acak dengan beberapa pertimbangan.

Ironisnya, aturan dasar tersebut sering kali dilanggar, seolah membenarkan stereotip "aturan untuk dilanggar."

Menjadi pertanyaan, mengapa semua gunung di Indonesja dan dunia yang biasa didaki orang sulit bebas dari sampah? Padahal, peraturan pendakian 'sampah dibawa turun', sudah menjadi pengetahuan umum.

Gunung menjadi cermin kebiasaan pendaki saat hidup di bawah. Menganggap enteng buang sampah sembarangan. Terbawa sampai ke gunung.

Bahkan gunung yang sangat ketat pengaturan soal sampah sekalipun, misalnya gn Talamau di Sumatera Barat, tetap dapat ditemui sampah plastik dan coretan vandalisme.

Pengelola jalur pendakian gn Talamau via Pinaga menghitung jumlah calon sampah plastik sebelum pendakian dan menghitung kembali kecocokan saat pendaki turun.

Bisa dibayangkan gunung-gunung lain yang pengelolanya tak terlalu ketat menerapkan peraturan sampah wajib dibawa turun kembali.

Sampah di camping ground (Dokumentasi Pribadi)

Ambil contoh gn Marapi, gn Talang, gn Singgalang, dan gn Tandikat di daerah tempat penulis biasa mendaki. Semuanya banyak sampah terutama di area berkemah dan pos istirahat sepanjang jalur.

Ironisnya lagi, mayoritas sampah itu berupa sampah plastik yang sebetulnya sangat ringan untuk dibawa turun kembali, tapi dibiarkan tinggal begitu saja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline