MINANGKABAU mencakup pengertian etnisitas (ethnic group) maupun wilayah kebudayaan (culture area). Secara etnis, Minangkabau dinisbahkan pada etnis Minang dalam garis keturunan matrilineal yang berbahasa dan beradat Minangkabau.
Secara wilayah kebudayaan, berarti kawasan yang memiliki konsep budaya yang sama dengan ciri-ciri budaya yang juga sama, meliputi seluruh provinsi Sumatera Barat saat ini, kecuali Kepulauan Mentawai.
Di samping itu, wilayah kebudayaan Minangkabau juga terbentang di luar provinsi Sumatera Barat, meliputi separuh daratan Riau, bagian utara Bengkulu, bagian barat Jambi, pantai barat Sumatera Utara, barat daya Aceh, dan Negeri Sembilan di Malaysia.
N a h, di tengah-tengah pusat etnisitas dan wilayah kebudayaan Minangkabau tersebut, terdapatlah tiga buah gunung yang dipercaya sebagai Penyangga Langit Minangkabau.
Ketiganya seperti sebuah tungku yang menjulang ke langit di tengah wilayah Minangkabau. Mungkin ini alasan ketiganya disebut penyangga langit Minangkabau.
Tiga gunung itu adalah Marapi, Singgalang, dan Tandikek. Ketiganya mendapat tempat yang unik dan agung dalam kebudayaan Minangkabau.
Legenda sejarah lisan dalam Tambo Minangkabau menyebutkan, bahwa asal usul nenek moyang orang Minangkabau berasal dari gunung Marapi.
Gunung Marapi
Gunung Marapi berketinggian 2.891 mdpl. Secara administratif terletak di Kabupaten Tanah Datar dan Agam.
Gunung api bertipe kerucut (stratovolcano) ini menjulang tinggi dan terlihat sangat jelas dari kota Bukittinggi, Padang Panjang, dan Batusangkar.