Lihat ke Halaman Asli

Sutomo Paguci

TERVERIFIKASI

Advokat

Gadung, Makanan Potensial Saat "Survival"

Diperbarui: 12 November 2017   13:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bentuk daun dan umbi gadung (Sumber foto: biodiversity.org)

Gadung (Dioscorea hispida Dennst) berbentuk akar menjalar dan memiliki umbi. Umbinya beracun, tapi bisa diolah supaya bisa di makan saat survival di hutan.

Cara menghilangkan racunnya: kupas, iris, lumuri abu, lalu rendam dengan air garam beberapa jam, setelahnya cuci bersih sebelum dimasak.

Cara lain: setelah diiris-iris, lumuri abu gosok, lalu pendam dalam tanah 3-4 hari sebelum dimasak.

Begini gadung yang penulis temukan di jalur pendakian gunung Talang (dokpri)

Bagi petualang di alam liar, sangat penting mengenal tumbuhan rimba yang bisa dimakan, termasuk gadung ini.

Gadung mudah ditemukan di hutan dan gunung-gunung daerah tropis. Seperti di jalur pendakian gunung Talang, Dempo, Kerinci dll.

Memang perlu diolah dulu sebelum layak dikonsumsi, tapi rasanya jauh lebih enak dan mengenyangkan dibandingkan makan daun, terutama saat survival.

Bentuk daun muda gadung (dokpri)

Setelah dihilangkan racunnya, umbi gadung bisa dipanggang, direbus, digulai, digoreng, atau dicaca kecil-kecil lalu dikukus seperti halnya nasi.

Tanpa diolah, jangan coba-coba makan umbi gadung, dijamin keracunan. Racun sianida (HCN) di dalam gadung cukup tinggi, cukup untuk membunuh tikus atau bahkan manusia.

Makanya di beberapa daerah, umbi gadung biasa dimanfaatkan untuk meracun hama tikus dan babi hutan.(*)

SUTOMO PAGUCI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline