Lihat ke Halaman Asli

Sutomo Paguci

TERVERIFIKASI

Advokat

Ketika Saya Berusaha agar Tak Dimangsa Harimau di Hutan

Diperbarui: 4 Mei 2021   17:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Tribunnews.com

Mengetahui sifat tabiat harimau saat memburu mangsanya sangat menentukan bagaimana cara menghindari dimangsa harimau saat berkegiatan alam bebas di rimba atau gunung khususnya di habitat harimau.

Menurut ahli harimau dari berbagai sumber, harimau secara alami akan memburu mangsanya dalam suatu rantai makanan di alam dan manusia tidak termasuk dalam rantai makanan alami bagi harimau. Jadi tak perlulah ketakutan berlebihan.

Gunung Kerinci adalah habitat harimau Sumatera (Dokpri)

Pengecualian, jika harimau dalam keadaan terancam manusia, habitatnya rusak, atau sedang sakit. Dalam keadaan begini bisa saja manusia jadi mangsa harimau. Tapi ini sangat jarang kejadian, malah lebih banyak harimau jadi korban perburuan manusia.

Sebagaimana sifat harimau saat memangsa buruannya dalam rantai makanan, harimau hanya akan memangsa buruan yang nampak lemah, lengah atau tua.

Salah satu titik lemah mangsa, termasuk manusia, ada pada bagian belakang.

Karena itu, harimau cenderung menerkam dari arah belakang mangsa. Tapi tidak selalu demikian. Pasalnya, harimau biasa mempelajari dulu pergerakan calon mangsanya, bisa saja dalam beberapa hari baru ketemu titik lemah.

Daerah jelajah harimau sampai ketinggian sekitar 2000 mdpl (Dokpri)

Pernah kejadian petani karet diterkam harimau saat sedang jongkok menyadap karet. Nampaknya, pola pergerakan petani tersebut sudah dipelajari harimau beberapa waktu sebelum ia beraksi.

Kekuatan utama harimau ada pada gigi, kuku cakaran, bulu tebal, dan tenaga yang kuat. Hampir mustahil manusia bisa melawan pakai tangan kosong.

Berdasarkan pola tabiat harimau memangsa buruannya tersebut, ada beberapa ikhtiar praktis dan mudah bagi pencinta kegiatan alam bebas di rimba agar tak dimangsa harimau. Khususnya saat berjalan sendirian di rimba habitat harimau.

Yang telah penulis praktikan sejak lama, di hutan Sumatera yang merupakan habitat harimau Sumatera, adalah memakai topeng yang diletakkan di belakang kepala. Ini untuk mengecoh harimau, seolah bagian belakang jadi depan.

Topeng untuk kamuflase (Dokpri)

Karena sering berpetualang sendirian di rimba belantara Sumatera, penulis hampir selalu memakai topeng di belakang kepala atau dicantelkan di belakang tas carrier.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline