Lihat ke Halaman Asli

Sutomo Paguci

TERVERIFIKASI

Advokat

Burung Jalak Menuntun Pendaki, Mitos atau Fakta?

Diperbarui: 20 September 2017   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Burung Jalak Sumatera di gunung Talamau (Dokumentasi Pribadi)

Di banyak gunung di Indonesia sering ditemui burung jalak (Inggris: starling) dari famili Sturnidae dengan berbagai variannya, ada jalak Sumatera yang berwarna hitam, jalak Bali berwarna putih, dan jalak kebo warna hitam di Jawa. Tak heran banyak pendaki akrab dengan burung jalak di sepanjang trek perjalanan pendakian gunung.

Di sekalangan pendaki ada kepercayaan bahwa burung jalak sebagai burung misterius yang membantu pendaki sebagai penunjuk jalan. Sebagian ada yang mengaku waktu tersesat dituntun burung jalak hingga ke jalur yang benar.

Burung jalak Sulawesi (sumber: Facebook/Junior)

Di gunung-gunung pulau Sumatera juga banyak ditemui burung jalak Sumatera. Burung ini termasuk jenis jalak suren (Sturnus contra), yang juga banyak ditemui di kawasan Asia Tenggara hingga India.

Penulis sendiri acap menemui jalak Sumatera di gunung-gunung di Sumatera seperti Singgalang, Marapi, Tandikat, Talang, Talamau, Dempo, Masurai, dan Kerinci. Burung jalak ini sering nampak berpasangan jantan dan betina yang merupakan bagian dari kelompok yang berjumlah beberapa ekor.

Ciri khas jalak Sumatera berukuran diamater sedang, sekitar 20-25 cm, berwarna dominan hitam dengan aksen biru dan putih, hidup di hutan-hutan dataran rendah hingga gunung.

Seekor burung jalak di depan tenda penulis (dokpri)

Di gunung Talamau (2.920 mdpl), di Pasaman Barat, Sumatera Barat, yang merupakan gunung tertinggi di Sumatera Barat, kisah tentang burung jalak ini sangat kental di kalangan pendaki gunung. Disebutkan, burung jalak Sumatera ini menuntun pendaki hingga ke sekitar puncak supaya tak nyasar.

Penulis sendiri mengalami diikuti oleh burung jalak ini waktu mendaki di gunung Talamau, 16-18 April 216 lalu. Mulai nampak mengikuti sejak di pos Sarasah hingga pos Peninjauan. Ada nampak dua pasang (empat ekor) yang mengikuti sepanjang jalan.

Varian lain jalak Sumatera di gunung Kerinci (dokpri)

Baca juga: Mendaki Gunung Emas di Negeri Ophir

Sesampai di pos Peninjauan, kami pun mendirikan tenda dan ngekem di sini untuk muncak keesokan harinya. Di sini, burung jalak tersebut tetap setia mengikuti. Terbang ke sana ke mari di sekitar tenda. Penulis terus mengamati pergerakan burung-burung tersebut. Cukup jinak, sehingga dengan mudah penulis mendapatkan banyak fotonya.

Seekor diantaranya nampak sangat jinak, hampir-hampir bisa dielus dengan tangan, suka berjalan ke sana ke mari di sekitar tenda, termasuk nangkring di atas batu persis di depan tenda penulis. Seolah-olah jalak itu menjadi prajurit penjaga tenda pendaki.

Seekor jalak Sumatera sedang memakan remah-remah di pos Peninjauan gunung Talamau (dokpri)

Dari pengamatan sepanjang jalan dan di sekitar pos Peninjauan tersebut, penulis mendapatkan beberapa fakta kebiasaan burung jalak Talamau tersebut. Kebiasaan itu, diantaranya, si jalak suka memakan remah-remah makanan atau cemilan yang tercecer di sepanjang perjalanan dari pos Sarasah hingga Peninjauan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline