Kesan pertama mudik tahun 2017 dari Padang ke Bengkulu lewat jalur lintas barat pulau Sumatera adalah: geliat pembangunan infrastruktur yang luar biasa. Beda dengan tahun-tahun sebelum era pemerintahan Jokowi. Selebihnya, penulis dan keluarga menikmati wisata petualangan alam nan indah memukau sepanjang perjalanan.
Sekitar 75% ruas jalan dari Padang ke Bengkulu sepanjang 560 Km telah selesai diaspal mulus. Sekitar 25% sisanya sedang dalam tahap pengerjaan: tepi-tepinya sudah diboldozer, dibersihkan, aspal lama telah dikeruk, jembatan lama dibongkar, dst.
Mulai dari Kota Padang hingga Kota Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, jalan benar-benar mulus. Sangat menyenangkan memacu kendaraan di ruas jalan mulus dan sepi pula (lintas barat Sumatera jauh lebih sepi dibanding lintas timur Sumatera). Berkelok-kelok mengikuti garis pantai dengan panorama aduhai.
Melewati Painan, hingga ke Tapan, masih di provinsi Sumatera Barat, jalan masih dalam proses pengerjaan, jadi cukup jelek, banyak kerukan aspal, dan lobang di sana-sini.
Jalan baru kembali mulus ketika sampai di perbatasan Kabupaten Mukomuko hingga sampai di Kabupaten Bengkulu Utara. Di Kabupaten Mukomuko, jalan benar-benar berkualitas tinggi: mulus, sangat rata, tebal, dan dikerjakan dengan rapi. Benar-benar pengerjaan jalan yang tidak tanggung-tanggung. Salut pada Kabupaten Mukomuko, yang notabene baru berdiri tahun 2003, pecahan Kabupaten Bengkulu Utara.
Jalur lintas barat Sumatera, oleh beberapa penulis, dijuluki "jalur surga" karena pemandangan sepanjang perjalanan sangat indah, melewati pesisir barat pulau Sumatera, pemandangan pantai, pasir putih, deburan ombak, dan pulau-pulau kecil seperti candi.
Walaupun dijuluki "jalur surga" tetapi pamor jalan lintas barat Sumatera kurang menarik pelintas dibandingkan jalur lintas timur Sumatera. Hal mana karena bertahun-tahun jalur lintas barat Sumatera dikenal memiliki jalan yang jelek, sempit, banyak lobang, beberapa ruas rawan longsor kena abrasi laut. Berbanding terbalik dengan jalan lintas timur Sumatera yang jauh lebih baik. Tapi itu dulu.
Sekarang jalur lintas barat Sumatera menurut penilaian penulis jauh lebih baik dibandingkan jalur lintas timur Sumatera. Alasannya, jalur lintas barat Sumatera lebih pendek dibanding lintas timur, jalannya makin mulus dari hari ke hari, pemandangan indah sepanjang perjalanan, dan jauh lebih sepi pengendara.
Saking sepinya, penulis bercanda dengan anak-anak, seolah-olah jalan lintas barat Sumatera ini khusus diciptakan untuk kami lewati, sesekali ada pengendara lain lewat sekedar numpang saja. Sepi tapi aman dan menenangkan.
Beda dengan lintas timur Sumatera menuju Bengkulu, khususnya di ruas Lubuklinggau menuju Curup, yang rawan kejahatan begal. Di lintas barat, nyaris tak pernah terdengar kejahatan begal. SPBU juga banyak di sepanjang lintas barat Sumatera, beda dengan beberapa tahun lalu.
Yang paling diharapkan dari semuanya tentu saja: mudik sambil berwisata. Tiap sekitar dua jam berjalan penulis akan menghentikan kendaraan, istirahat di tepi pantai yang teduh memesona. Begitu seterusnya mulai dari kota Padang hingga sampai Kabupaten Bengkulu Utara atau Kota Bengkulu.
Berturut-turut mulai dari Kota Padang akan melewati pantai Bungus, Teluk Kabung, Painan, Carocok, Mandeh, Pasir Gompong, pantai Mukomuko, dll. Menikmati wisata pantai baik saat pergi maupun pulang.
Sedikit kelemahan di jalan lintas barat Sumatera ini adalah: jika hendak mudik sambil berwisata kuliner. Pasalnya, sepanjang perjalanan sangat jarang ditemui rumah makan dengan suguhan kuliner lezat berkelas. Rumah makan ada tapi kecil-kecil dengan cita rasa biasa-biasa saja.(*)
SUTOMO PAGUCI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H