Lihat ke Halaman Asli

Sutomo Paguci

TERVERIFIKASI

Advokat

Akankah Mario Teguh dan Anaknya Saling "Bunuh"?

Diperbarui: 9 September 2016   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pengakuan Ario Kiswinar Teguh (AKT) telah cukup lama mengemuka di media daring. Namun baru setelah tayang di Hitam Putih Trans7 (7/9/2016), pengakuan AKT tsb menjadi heboh skala nasional masuk lebih dalam ke ruang publik.

Sekarang posisinya sudah seimbang. Pengakuan AKT telah ditanggapi oleh Mario Teguh (MT). Karena sudah berimbang, tinggal publik yang menilai pengakuan siapa yang paling meyakinkan.

Intinya, AKT mengaku anak kandung MT yang ditelantarkan. Sedangkan MT membantahnya, bahwa AKT adalah anak dari Mr X (bukan anak MT). 

Sejauh ini, menurut saya, pengakuan AKT masih jauh lebih meyakinkan dibanding pengakuan MT. Sebab pengakuan AKT disertai bukti-bukti otentik yang sulit dibantah. Sebaliknya, pengakuan MT nampak meyakinkan di ujung lidah saja tapi lemah karena tanpa disertai bukti.

Posisi akan berubah total apabila AKT menerima tantangan MT untuk tes DNA. Jika itu terjadi, maka artinya MT dan AKT masuk dalam pertempuran "hidup dan mati". Sebab, jika test DNA itu membuktikan benar AKT positif anak kandung MT, maka MT yang "terbunuh" di mata publik. Tamat riwayat.

Sebaliknya, bila hasil test DNA membuktikan AKT negatif anak kandung MT, maka AKT yang "terbunuh" di mata publik. Mungkin AKT tidak benar-benar habis.

Secara etiket sosial, orang tua tidak patut menelantarkan anaknya hanya dengan alasan kecurigaan bahwa seorang anak bukan anak kandungnya, apalagi sebelumnya sudah hidup bersama selama bertahun-tahun.

Di titik inilah publik kembali menunggu. Apakah tantangan MT akan diterima AKT atau tidak. Kira-kira langkah super apa akan dipertontonkan dua orang ini di hadapan publik?(*)

SUTOMO PAGUCI

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline