Lihat ke Halaman Asli

Sutomo Paguci

TERVERIFIKASI

Advokat

Ketika Tukang Jawa Merasa Dikibuli Oknum Tukang Padang

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14271136561847524905

[caption id="attachment_357052" align="aligncenter" width="550" caption="Sutomo Paguci - contoh iklan Tukang Jawa di sebuah harian lokal"][/caption]

Ini masih cerita seputar "Tukang Padang" (sebelumnya saya pernah menulis tentang "Tukang Padang" di sini dan di sini). Ada-ada saja ceritanya.

Cerita kali ini muncrat dari sepetak tanah di sudut sana, tempat berdiri bangunan megah miliran rupiah. Saat ini bangunan tsb sedang dikerjakan oleh....tukang Jawa dan tukang Padang!

Untuk mengena dan amannya, ana membatasi diri pada ulah oknumnya saja, jadi bukan pukul rata ya, juga tak menyebut nama dan tempat secara spesifik. Selain itu, biar rame, istilah "tukang" di sini diartikan luas saja dalam beberapa redaksi, bukan hanya tukang bangunan, pemborong juga masuk di sini.

Malam ini terlihat sebagian apa yang ada di dalam bangunan megah yang sedang di bangun itu. Antara lain terlihat api kerlap-kerlip. Nampaknya, mereka, tukang Jawa itu, sedang masak makan malam.

Beberapa tukang Jawa itu mengeluh. Ada dua belas orang jumlah mereka. Sudah dua minggu gajinya tak dibayar oleh oknum tukang Padang, si pemborong. Padahal janjinya pemborong bahwa para tukang Jawa akan gajian tiap satu minggu. Namun janji tinggal janji. Pantesan tukang Jawa sebelumnya, sebanyak empat orang, gak betah sehingga balik badan kembali ke Jawa.

Di Padang, sebagaimana pernah saya ceritakan, adalah hal lumrah orang kaya membangun rumah mewah mendatangkan tukang asli dari Jawa, langsung dari tanah Jawa. Biar aman dan tenang, kira-kira begitu alasannya.

Maklumlah, nama tukang Padang sudah kadung tercemar oleh ulah oknum. Maka, untuk amannya, si juragan "ngimpor" tukang dari Jawa. Karena nila setitik rusak susu sebelanga. Mudah-mudahan aja susunya bisa dibersihkan lagi biar bisa diminum siapa aja.

Tak heran tukang Jawa sangat dicari. Makanya hal biasa jika tukang Jawa mengiklankan jasa mereka di harian-harian lokal. Dalam iklan demikian, biasanya, spesifik akan ditonjolkan kata "Tukang Jawa" seperti gambar di atas.

Baiklah. Balik lagi ke cerita awal. Sebelum para tukang Jawa ini mengeluh, saya sendiri sudah heran melihat si pemborong, si oknum tukang Padang. Baru saja dapat orderan rumah satu m-an lebih dikit tahu-tahu sudah beli mobil mewah. Hebat.

Mirip ulah oknum tukang Padang lain di waktu dan tempat berbeda. Baru dapat orderan bikin rumah kontrakan sudah beli ini-itu yang mewah-mewah. Akhirnya duit buat beli barang malah kedalaman. Rumah amburadul pula. Akhirnya yang punya bangunan ngadu ke saya. Saya bilang, oke, kita gugat aja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline