Ini peristiwa sekian tahun lalu. Saat itu kebetulan penulis mendampingi klien sidang perkara pidana, yang dipimpin oleh seorang hakim ketua yang berasal dari daerah seberang. Sudah sekian bulan ia tak bertemu istrinya. Sementara konat sudah membisul.
Sambil duduk santai dekat lorong aula, kami pun ngobrol santai. "Pak Tom," katanya setelah basa-basi sebentar, "tolong dong carikan ayam kampus di Padang, Anda 'kan orang sana pasti tahu pasaran ayam kampus."
Insting saya langsung menangkap ada yang unik dan bisa digali dari hakim nyentrik ini. Berani juga ia minta tolong begituan pada pengacara. Ia pun bercerita kesulitan mencari ayam kampus di kota kecil tempatnya bertugas saat itu.
"Ayam kampusnya tipe bagaimana nih, Pak X? Ya, siapa tahu saja ntar ketemu" kata saya pura-pura antusias.
"Ya. Tipe apa saja. Dari universitas negeri atau swasta tak jadi soal, yang penting cantik," katanya memberi penekanan dan nampak bersemangat.
Lantas saya ceritakan saja apa adanya. Bahwa di Padang memang biasa terdengar cerita dari mulut ke mulut soal adanya ayam kampus. Namun saya sendiri tidak tahu persis karena bukan konsumen dan belum pernah berkomunikasi langsung dengan jaringannya.
Hakim X kemudian bercerita khayalannya tentang masa depan. Katanya, ia telah melobi tokoh penting dari pusat, supaya ia bisa dipindahkan ke Jakarta. Ia sudah bayangkan mudahnya mencari ayam kampus bila sudah pindah tugas di Jakarta.
(SP)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H