Lihat ke Halaman Asli

Sutomo Paguci

TERVERIFIKASI

Advokat

Intoleransi Umat Berakar di Ulama

Diperbarui: 25 Juni 2015   01:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13462953661232061239

[caption id="attachment_196008" align="aligncenter" width="400" caption="Ilustrasi/blog.adw.org"][/caption] Pemimpin umat dibidang pemerintahan adalah presiden dan jajarannya ke bawah. Pemimpin umat dibidang agama adalah ulama. Siapa yang mengangkat ulama dan apa hak mereka sehingga menyatakan aliran agama lain yang tak sepaham sebagai sesat? Inilah akar tunggang sikap intoleransi umat. Ulama! Dalam kasus kerusuhan Sunni-Syiah di Sampang, tersebutlah Abuya Ali Karrar, pimpinan Ponpes Ma'had Islami Salafi Darut Tauhied (Misdat), Pamekasan, Madura, menyatakan bahwa aliran Syiah pimpinan Tajul Muluk sebagai sesat. Dengan pengaruhnya, Abuya Ali Karrar berupaya mengusir umat Syiah dari tanah tempat mereka hidup. Dengan segala cara mereka mendesak Bupati Sampang supaya mengusir umat Syiah. Lembaga Swadaya Masyarakat Majelis Ulama Indonesia (LSM MUI) Sampang dan Jawa Timur juga telah menyatakan aliran Syiah pimpinan Tajul Muluk sebagai 'sesat dan menyesatkan'. Fatwa sesat ini didukung oleh Ketua MUI Pusat KH Amidhan. Jadi lengkaplah sudah simpul-simpul "ulama" yang melakukan pengkafiran terhadap aliran yang tak sepaham. Sikap ulama demikianlah yang dikecam keras oleh tokoh Islam yang moderat, paham sejarah, paham budaya, dan melek konstitusi. Sebut saja antara lain Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menyatakan bahwa pecahnya konflik antar-umat beragama seringkali dipicu sikap sebagian ulama. Salah satunya adalah memutlakkan kebenaran pada kelompoknya dan menjatuhkan fatwa sesat pada kelompok lain. "Sampai kapan pun dan dimanapun saya menentang keras sikap ulama yang menyesatkan aliran lainnya. Terlepas setuju atau tidak dengan paham yang diyakini aliran lain, tetap tidak boleh menyebutnya sesat," imbuhnya. Sikap ulama demikian yang benar. Kehadirannya di tengah umat menjadi perekat. Bukan pemecah belah umat. Dakwahnya mencerahkan hati, pikiran, dan mengajak. Bukan main ancam dengan jurus 'sesat dan menyesatkan', main usir, main fisik, bahkan mendukung umatnya yang pembunuh. Apa upaya para 'ulama' di Sampang dan Jatim pada umumnya, adakah mereka turun ke tengah-tengah massa umat untuk menenangkan umat dan melarang keras segala bentuk kekerasan? Juga, bagaimana peran MUI, adakah mereka turun tangan langsung ke tengah umat? Belum ada terdengar! Tidak sedikit ulama dari masa ke masa yang kerjanya bikin kerusakan di muka bumi. Ada aliran yang tak sepaham langsung kebakaran jenggot dan jubah. Main ancam, main fatwa sesat, dan main usir. Binatang saja bisa bersahabat dengan manusia, tanpa memandang apa agama manusia itu. Tidak dengan sebagian ulama dan umatnya yang intoleran. Katakan "tidak!" pada ulama suu'. ------------------ Referensi: mediaindonesia.com, Karrar: Penyerangan Syiah Madura Murni Spontanitas Warga ------------, Sikap Ulama Sering Jadi Pemicu Konflik Antar-Umat Kompasiana. com, Kasus Sampang: MUI Sebaiknya Dibubarkan Saja




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline