Lihat ke Halaman Asli

Sutomo Paguci

TERVERIFIKASI

Advokat

Rahasia Usiaku

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Adikku namanya Mudirno lahir tanggal 16 Januari 1978. Tanggal lahirnya persis sama dengan abangku. Saat berjalan berdua bersama Mudir, orang-orang yang belum kenal sering salah sangka. Dikiranya aku yang kecil dan adikkku lebih tua. Wajah Mudir memang lebih "boros" dan dia tipe pemikir yang serius.

Tanggal lahir kami empat bersaudara sempat error saat masing-masing mau masuk SD, karena catatan bapak dalam buku kecil yang berisi tanggal lahir kami berempat, ternyata hilang. Bapak tak lagi ingat persis kapan tanggal lahir kami berempat saudara. Sebab, pada zaman itu, orang tua biasa menautkan kelahiran anaknya pada saat musim tanam padi, ketika pembuatan pematang tebat, atau saat ada serangan gajah dari arah udik.

Berpuluh tahun kemudian, sekitar 1996-an, barulah secara tak sengaja aku menemukan catatan bapak nyempil di dinding papan dangau (rumah di kebun). Catatan itu dibungkus berlapis-lapis kertas dan lapisan terdalam dibungkus lagi kain berwarna merah. Kukira bungkusan azimat. Pas kubuka, eh, tahunya daftar tanggal lahir kami bersaudara.

Bang Arsunadi alias Hermansunadi alias Jhon--ia hobi gonta ganti nama sekehendak hatinya saja--lahir tanggal 16 Januari 1972. Wah, ia menolak keras tanggal lahir itu. Menurutnya, dia jauh lebih muda dari tanggal lahir itu. Di rapornya tertulis tanggal 13 September 1974. Dia selalu ingin tampak muda dan tanggal lahir itu seperti sebuah sugesti.

Kakakku yang tertua namanya Ruaidah. Ia lahir tanggal 13 Maret 1967. Sebagai ibu-ibu ia menerima tanggal kelahiran yang sebenarnya itu. Sekali pun di rapornya tak sesuai dengan tanggal lahir yang sebenarnya, tertulis tanggal 14 Januari 1969.

Jelas bahwa catatan kelahiran itu belum hilang saat Mudir (si bungsu) lahir tanggal 16 Januari 1978. Buktinya, Mudir masih tercatat di sana. Anehnya, saat Ruai masuk SD tidak mengacu pada tanggal lahir sebenarnya dalam catatan itu. Ruai masuk sekolah dasar kelas satu tahun 1977 (umur 10 tahun).

Kubuka rapor SD. Ternyata tidak ada tertulis tanggal lahir. Rapor SD adalah rapor pengganti karena raport sebelumnya hilang saat berhenti sekolah kelas 3 SD dulu. Aku pun tak tahu tanggal lahir di raport pertama sebelum kelas 3 SD, maklum saat itu aku belum pandai baca tulis.

Sebelum kelulusan SD tahun 1991, wali kelas mengumumkan saatnya bagi yang mau ganti identitas seperti nama dan tanggal lahir, yaitu sebelum ijazaha SD dibuat. Maka, dengan sekehendak hati, kutulis tanggal lahirku 25 Januari 1977. Jadilah tanggal lahir ini keterusan di semua dokumen sekolah dan kependudukan hingga hari ini. Sementara, tanggal lahir sebenarnya baru kuketahui saat membaca catatan bapak di buku kecil tersebut di atas, yakni tanggal 23 Nopember 1975!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline