Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Aku China, Tapi Bukan China

Diperbarui: 30 Januari 2025   06:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (sumber gambar: Kompas.com)


Aku dilahirkan di Jakarta, salah satu kota terbesar di Indonesia. ayahku adalah seorang keturunan Tionghoa (China) yang telah lahir di Surabaya, Indonesia. Sedangkan ibuku adalah seorang suku Jawa, kadang orang mengatakan pribumi. Padahal di Indonesia banyak suku, ada Minang, Sunda, Madura, Banjar, Bugis, dan Kawanua. Entah bagaimana keduanya dapat bertemu dan saling jatuh cinta.

Aku tumbuh dalam lingkungan yang multikultural. Ayahku sering mengajakku mengunjungi klenteng dan mengajarkan aku bahasa Mandarin dan Hokkian. Sedangkan ibuku mengajarkan bahasa Indonesia dan adat istiadat Jawa.

Teman-teman bermainku juga macam-macam, ada anak tauke di Glodok, anak sopir, anak sekolah Minggu, dan anak seorang ustad. Akibatnya aku tumbuh menjadi anak yang toleran, bisa menerima semua pihak dan bergaul dengan siapa pun.

Namun aku sering bingung tentang identitasku. Di dalam tubuhku mengalir darah Tionghoa, namun aku tidak lahir di Tiongkok. Aku sanggup berbahasa Indonesia sebagai  bahasa ibu, namun aku juga fasih berbicara Mandarin dan Hokkian.

Suatu hari, aku bertemu dengan seorang teman yang baru datang dari Tiongkok. Ia bertanya kepadaku, "Kamu bangsa apa ?"

"Aku bangsa Indonesia."

Ia kemudian bertanya, "Tapi mengapa kamu dipanggil Kok An dan Andi ?"

Aku menjawab, *Karena mengalir darah Tionghoa ditubuhku, namun aku dilahirkan di Indonesia."

Temanku lalu berkata, "Jadi kamu bukan China, namun juga bukan Indonesia."

Aku merasa bingung dan sedih. Aku tidak dapat mengidentifikasi diriku dengan jelas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline