Sekolah sering dibayangkan oleh para orangtua sebagai teritori guru. Namun idealnya, orangtua juga wajib mengawasi aktifitas anak di luar area sekolah.
Sebagian besar guru, saat jam istirahat, jarang bersosialisasi dengan muridnya. Kebanyakan sibuk di dalam ruangan guru, mempersiapkan materi pelajaran atau melakukan koreksi lembaran ulangan atau tugas pekerjaan rumah. Hal ini perlu dimaklumi, karena profesi guru kehidupannya masih jauh dari sejahtera. Sehingga mereka menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya di kelas secepat mungkin, agar sore atau waktu lainnya bisa digunakan untuk mengajar di sekolah lain atau memberikan les atau tambahan pelajaran, bahkan ada yang melenceng dari profesi guru. Yang printing memperoleh pendpatan tambahan agar dapur dapat berasap.
Memang seharusnya Pemerintah lebih meningkatkan kesejahtareasn guru, agar guru dapat melakukan patroli pada waktu istirahat, menjelang masuk sekolah atau saat pulang sekolah.
Karena tindakan kekerasan di sekolah atau bullying, acap kali terjadi pada waktu istirahat di toilet sekolah atau saat berpangkat atau pulang sekolah di sekitarh sekolah.
Bila ada patroli dari guru, diharapkan akan mengurangi atau meniadakan tindakan kekerasan di sekolah.
Kekerasan lazimnya dilakukan pada murid yang lemah, yang tidak berani melakukan perlawanan. Atau pada anak manja yang sering melakukan flexing, sehingga dibenci oleh teman-temannya.
Bila ada guru yang berpatroli, setidaknya korban kekerasan bisa melaporkan pada guru, dan minta perlindungan.
Patroli bisa saja hingga di luar sekolah, hingga ke jalanan ke rumah si anak korban kekerasan. Aktifitas ini juga bisa bermanfaat untuk mengetahui sebab musabab murid sering melanggar peraturan sekolah, misal sering terlambat. Melalui patroli ini guru bisa mengetahui kesulitan murid, misal harus membantu orangtua yang sakit, atau harus berjalan kaki melewati hutan dan sungai yang cukup jauh.
Aksi kekerasan di sekolah harus dibasmi, karena dapat menjadi trauma mendalam bagi korban.
Selain menjadi tugas guru, orangtua wajib memperhatikan fisik anaknya. Bila ada luka, harus diperiksa secara serius, jangan bisa dibohongi alasan anak yang mengatakan terjatuh. Luka akibat pemukulan dan terjatuh itu beda, orangtua harus teliti.