Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Mengenal Filosofi Bakcang

Diperbarui: 10 Juni 2024   08:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bakcang (sumber gambar: tokomesin.com)


Tahukah Anda bahwa hari ini adalah saat perayaan Pehcun ? Selain ada lomba perahu naga di sungai Cisadane, Tangerang tentunya makan bakcang.

Menjelang datangnya perayaan Pehcun, sudah banyak influencer kuliner yang menginformasikan tempat membeli bakcang enak.

Bakcang adalah makanan berbahan ketan yang berisi cacahan daging, dan dibungkus daun dalam bentuk khusus, yaitu dengan empat sudut. Daging yang biasa digunakan adalah daging babi. Namun agar dapat dinikmati lebih luas, di Indonesia telah ada versi daging sapi / ayam. Selain berisi daging cincang, ada yang ditambah jamur, telur asin, lapciong / sosis, bahkan abalone.

Selain bakcang, ada pula versi halal dan untuk kalangan vegetarian, yaitu kweecang atau kicang. Berbahan dasar ketan, tanpa isi daging dan disantap dengan sirop atau gula.

Kweecang - depan ( sumber gambar : stockphoto.com)

Bakcang saat ini ada pula yang berbahan dasar bukan ketan, dan digantikan dengan beras (nasi), bahkan jelly.

Mengapa bungkus bakcang bersudut empat ? Ternyata ada filosofinya.

Sudut pertama, keluarga harus harmonis dan rukun hingga tua, khususnya suami istri.

Sudut kedua, rezeki datangnya dari segala arah.

Sudut ketiga, keluarga harus selalu sehat, agar tercipta suasana bahagia dan damai.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline