Dari Shenzhen menuju ke Hong Kong untuk nostalgia kuliner. Pagi-pagi sudah naik bus, ke Jordan Road untuk beli camilan di super market yang ada di Yue Hwa Chinese Products.
Dari Jordan menuju Sham Shui Po dengan bus juga, mestinya lebih cepat dengan subway, tapi malas harus naik turun tangga dulu yang cukup jauh.
Disini makan siang di Lau Sum Kee Noodle, sebuah rumah makan yang menjual bakmi yang pernah direkomendasikan oleh ahli kuliner. Rumah makan ini sudah buka sejak 1956. Lebih tua rumah makannya daripada pengunjungnya ya?
Meski rumah makan jadul, namun selalu ramai dipadati pembeli, sehingga harus antre sekitar 15 menit. Makan pun harus berhimpitan dengan pengunjung lain saking ramainya.
Mie (dokpri)
Kuliner favorit di rumah makan ini adalah mie yang diberikan taburan telur udang disantap bersama semangkok pangsit udang. Jangan lupa cicipi acar dari lobak yang menjadi ciri khas rumah makan ini.
Bila ingin mencarinya, mudah koq, rumah.makan ini berada disamping Golden Computer Center.
Kami sempat kena prank dari teman yang warga Hong Kong, menurut mereka di Hong Kong anak-anak boleh masuk ke casino. Padahal sepengetahuan kami di Singapura, Melbourne, Macau, dan Las Vegas, yang boleh masuk ke casino adalah orang dewasa.
Karena penasaran, kami minta dia membuktikannya. Setelah kami tiba di lokasi casino, ternyata casino di Hong Kong adalah nama sebuah toko apparel (sepatu dan pakaian olahraga). Pantasan anak-anak diperbolehkan masuk. Wah, kami sudah kena prank dari orang Hong Kong.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H