Kami menggunakan kereta api cepat dari Sehnzhen ke Shantou dan sebaliknya. Bedanya, dari Shenzhen ke Shantou menggunakan kereta api cepat generasi lama yang disebut Harmoni. Memiliki kecepatan 160 km/ jam mengadopsi metode daya terpusat yang ditarik gerbong lokomotif paling depan.
Sedangkan dari Shantou ke Shenzhen, telah beroperasi krreta api cepat Fuxing dengan kecepatan operasi 250 dan 300 km / jam mengadopsi metode dispersi daya, yaitu tiap gerbong memiliki dinsmo penggerak sendiri.
Seri Fuxing ini dikembangkan oleh China Railway Corporation, dengan bodi berbahan aluminium alloy yang merupakan kereta api berkecepatan tinggi utama Tiongkok.
Tiba di Shenzhen, kami menuju Laujie, atau Dongmen Pedestrian Street. Yang memudahkan kami berburu kuliner.
Yang kami buru adalah kepiting berbulu (hairy crab). Kepiting berbulu adalah salah satu species kepiting yang hidup pada air bersih. Banyak diternak di provinsi Jiangsu dan hanya muncul pada bulan September hingga November saja.
Yang paling terkenal adalah kepiting berbulu dari danau Yangchenghu. Bila mau yang asli harus membelinya di Hairy Crab Store di Yangchenghu karena susah didapat.
Akhirnya kami berhasil menemukan kepiting berbulu, namun yakin kepiting ini bukan dari danau Yangchenghu.
Di Shenzhen, sarapan pagi dengan yamcha, di Indonesia lebih dikenal dengan nama dimsum. Sebenarnya arti kata 'yamcha' adalah menyantap dimsum sambil minum teh. Jadi, jangan minum kopi atau softdrink ya ...
Untuk.makan malam dilakukan di daerah Tummun, kami memilih hotpot yang menggunakan daging ayam segar (baru dipotong), bukan daging ayam yang sudah dibekukan di dalam freezer. Rasanya pasti lebih sedap, karena dagingnya lebih segar.