Karena menghormati hajatan kreator konten terakbar se Indonesia yang diadakan Sabtu 25 November 2023, maka webinar Koteka Talk digeser waktunya ke Minggu 26 November 2023.
Koteka Talk 153 kali ini mengetengahkan topik "Makan Durian di Jl. Alor" dengan menampilkan Ketua Koteka Gaganawati Stegmann yang beberapa bulan lalu sempat mengunjungi Malaysia dalam perjalanan mudik ke Indonesia. Untuk melengkapi bincang-bincang mengenai durian ditampilkan pula, Repa Kustipia, Ketua Komunitas Gastronomi kompasiana. Acara dipandu oleh Sekretaris Koteka, Siti Asiyah.
Sebagai narasumber pertama, Gana memaparkan susahnya bila ingin makan durian di Jerman. Selain hanya ada durian impor asal Thailand atau Vietnam, duriannya tidak fresh, karena harus disimpan di freezer, harus dibiarkan esnya mencair, baru dapat disantap
Suami Gana yang warga Jerman asli semula tidak menyukai durian, tetapi sekarang berubah jadi suka. Hanya putri-putri mereka yang tetap tidak suka karena dianggap berbau busuk
Saat mudik ke Indonesia tahun ini, Gana transit di Malaysia sehingga memberi kesempatan untuk berburu kuliner di Kuala Lumpur, Malaysia Sentra kuliner malam paling fenomenal di Kuala Lumpur adalah jalan Alor.
Banyak sekali ditemukan aneka kuliner, dari durian goreng, air mata kucing, putu mayang (berwarna putih), air tebu, makanan hidangan laut (seafood), seperti lobster, sate, dimsum, dan dessert.
Yang paling membuat Gana tertarik, saat diajak berburu durian. Gana adalah pemegang rekor makan durian saat berusia 19 tahun, sanggup menghabiskan 5 gelondong durian. Karena menurut temannya yang berdomisili di Kuala Lumpur, durian Malaysia terkenal enak. Beda dengan durian Indonesia, Thailand atau Vietnam.
Pertama-tama, Gana hanya memilih durian termurah sekitar RM 45 per kg. Sedang yang termahal bisa mencapai RM 90 per kg
Temannya berpromosi untuk mencoba durian Black Thorn. Durian dengan warna duri agak kehitaman, Isi yang padat, dengan aroma lebih kuat / menyengat.