Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Blok M dan Lukisan Kardus Kana

Diperbarui: 18 September 2023   10:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kana dan karyanya (sumber gambar: detik.com)


Sore, Minggu 17 September 2023, Koteka, komunitas traveler Kompasiana kembali mengadakan webinar Koteka Talk 143. Kali ini narasumbernya adalah seniman Kana Fuddy Prakoso. Kana memang lahir dari generasi seniman, hampir seluruh keluarganya adalah seniman, dan uniknya semua bersifat otodidak. Kana dilahirkan di Kudus, sempat menamatkan studinya di ISI Yogyakarta.

Kana (dok: Koteka)

Sebagai seniman baru yang mulai dari bawah atau dari nol, Kana harus  memiliki diferensiasi bila dibandingkan seniman lain.

Yang paling Kana rasakan aebagai seniman baru adalah kesulitan untuk memamerkan karya-karyanya.

Saat sedang jalan-jalan, Kana lupa membawa kertas untuk melukis, juga tidak membawa kuas. Justru musibah ini yang berawal menjadi diferensiasinya. Untuk membuat sketsa, Kana menggunakan kardus bekas dengan ranting sebagai kuasnya.

Dari sinilah Kana menemukan ide cemerlang, bahwa kita harus kreatif nemanfaatkan apa yang ada atau yang kita punya. Jadi sejjak itulah Kana melukis diatas kardus bekas. Sekaligus bermanfaat bagi lingkungan.

Bukan pada bagian kardus yang idak ada cetakannya, justru Kana berimprovisasi di atas kardus bekas yang ada cetakannya. Misal dari kardus bekas mie cepat saji / rokok atau kardus pabrik yang sudah mau dibuang  sebagai sampah.

Sejak kepindahannya ke Jakarta, Kana tinggal dekat kawasan Melawai / Blok M. kana membeli kardus dari pasar Mayestik. Karena di Blok M semuanya mudah dicari, termasuk kue subuh yang digemarinya.

Selama 26 tahun Kana dan keluarga tinggal di sekitar Blok M., termasuk rumahnya yang sekarang.

Yang disenanginya kawasan Blok M juga banyak diminati tamu asing, yang melihat lukisan, mencari makan & batik, dan melihat pasar malam.

Sehingga karya-karyanya langsung menemukan peminatnya. Pada rumah pertama, Kana menjadikannya ruang pamer. Pada rumah yang sekarang, untuk memperoleh privasi, Kana menjadikan garasinya sebagai ruang pamer. Inilah cikal bakal Ruang Garasi. Hal ini disebabkan seniman membutuhkan ruang untuk memamerkan karyanya.

Pada mulanya Ruang Garasi didanai sendiri, sekarang seniman yang memanfaatkan Ruang Garasi sudah mulai memberikan donasi. Yang akhirnya kembali untuk kepentingan mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline