Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Kuliner Murah & Enak, Carilah di Semarang

Diperbarui: 26 April 2023   10:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Babat gongso (sumber: kompas.com)


Bila ingin herburu kuliner, sebaiknya jangan bertepatan pada saat Lebaran. Pertama, banyak pedagang yang libur karena harus pulang ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran. Kedua, layanan relatif lebih lambat karena asisten / waiter sebagian cuti.  Dan terakhir, harga naik sebab menjelang Lebaran semua bahan pokok ikut naik.

Jadi, kalaupun kita mudik pada saat Lebaran, tentu kita hanya dapat menemukan beberapa kuliner khas saja. In

Sebagai penulis spesiaialis  kuliner dan wisata, penulis sudah menjelajahi lebih dari 70% wilayah Indonesia. Yang belum, provinsi baru yang merupakan pengembangan sebuah provinsi. Misal, Kalimantan Utara yang semula bergabung dengan Kalimantan Timur.

Dari hasil perburuan selama ini, kuliner Semarang termasuk yang paling digemari, mungkin karena penulis lahir di kota ini. Memang bagi beberapa teman ada yang menyebutkan citarasanya terlalu manis.

Kalau dirunut kuliner Semarang, selain banyak dipengaruhi budaya Jawa, juga terdapat beberapa kuliner akulturasi dari Belanda, Tionghoa dan Arab.

Contoh, lunpia, soto ayam, bolang baling, mie kopyok, tahu bakso, tahu petis dan lontong capgomeh terdapat pengaruh budaya Tionghoa. Meskipun yang disebutkan disini, dijamin halal, karena tidak menggunakan minyak babi maupun daging babi. Kuliner Semarang yang berbahan babi tentu ada, namun sengaja tidak dibahas dalam tulisan ini  Sedangkan kuliner yang disajikan di Toko Oen, kebanyakan kuliner Belanda yang digemari masyarakat Belanda, juga akulturasi terjadi pada bistik kambing, kue Lekker, es puter dan es panekuk

Kuliner berbahan kambing, dipengaruhi budaya Arab, seperti gule kambing dan bistik kambing. Sementara yang merupakan kuliner khas Jawa, adalah sego ayam, nasi goreng babat,  mangut, sego pecel, mie Jawa dan srimping.

Karena letak demografisnya, yang unik. Kota Semarang seakan terpisahkan menjadi Semarang Atas (Candi) dan Semarang Bawah. Di Semarang Atas dan kawasan Kota Lama kini banyak bertebaran gerai kopi dan kafe kekinian.

Bicara mengenai kuliner khas Semarang, memang tak ada habisnya. Usahakan saja kita terbiasa dengan cita rasa yang agak manis. Tentu akan puas berkuliner di Semarang.  Selamat menikmati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline