Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Memasak Spaghetti dengan Mie Siap Saji

Diperbarui: 4 April 2023   04:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mie siap saji (sumber: dream.co.id)


Banyak pendapat dari para pakar kesehatan, bahwa jangan terlalu banyak makan mie siap saji (instant) untuk buku puasa maupun makan sahur.

Bagi sebuah keluarga, buka puasa biasanya lebih aman, karena isteri pasti akan nempersiapkannya, meski kalau suami sudah pulang dari tempat kerja bisa juga membantu.

Yang sulit, dan selalu mepet atau berkejaran dengan waktu Imsak adalah saat makan sahur. Bangun dini hari takut siangnya mengantuk, akibatnya sering entar dulu, entar dulu bangunnya. Nah baru panik setelah ada peringatan dari masjid bahwa sebentar lagi tiba waktu Imsak. Lalu ambil jalan singkat, makan sahur hanya minum susu atau hanya merebus mie siap saji.

Hal inI juga sering terjadi pada para penghuni kost atau para lajang, gara-gara belum sempat membeli menu buka puasa / makan sahur, ambil mudahnya menyamvar bungkus mie siap saji dan menuju ke dapur.

Padahal menurut para pakar nutrisi, orang berpuasa sebaiknya mengkonsumsi makanan yang seimbang, baik karbo hidrat, protein dan serat. Nah, kalau hanya buka puasa / makan sahur dengan mie siap saji khan hanya melulu karbo hidrat. Awas bahaya obesitas mengancam.

Tapi namanya kondisi darurat ya harus dimaklumi. Khan tidak setiap hari buka puasa / makan sahur dengan mie siap saji. Ini bukan alasan atau pembenaran untuk makan mie siap saji. Jujur saja, menyantap mie siap saji itu enak, sedap dan hangat.

Selain bahaya kandungan karbo hidrat, bahaya lainnya pada mie siap saji adalah bumbunya yang kadar garamnya tinggi dan banyak mengandung MSG.

Nah, karena Kompasiana menantang Kompasianer untuk membuat konten tentang kreasi sahur dengan mie siap saji, maka penulis akan menceritakan kisah saat masih tinggal di rumah kost.

Sebagai anak kost, meski penulis tidak menjalankan ibadah puasa, tetapi demi solidaritas perkawanan, kami selalu sama-sama bangun untuk makan sahur bersama. Bagi penulis sih dianggap saja makan pagi seperti biasanya.

Nah, bila menjelang Imsak biasanya rumah makan Padang sudah tutup atau lauknya tinggal sisa alias tidak bisa memilih sesuai selera.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline