Teman saya yang bekerja sebagai manajer HRD pada sebuah perusahaan yang prmiliknya dari generasi baby boomers mengeluh, bahwa kesulitan mencari staff muda karena terlalu cepat keluar (resign). Padahal baru masuk kerja 3-6 bulan, jadi seakan hanya mengikuti masa pelatihan, belum bekerja benar, eh sudah mengundurkan diri
Lalu saya tanya, apakah dia memperlakukan karyawan yang berasal dari generasi Z itu sama dengan karyawan yang berasal dari generasi sebelumnya? Dengan yakin, dia mengatakan bahwa perusahaan memperlakukan aturan seperti biasanya, tanpa membeda-bedakan karyawan.
Ya pastilah karyawan dari generasi Z tidak betah, karena golongan ini rata-rata termasuk type pragmatis.
Pragmatis adalah sifat seseorang yang senang berpikir praktis, instant dan sempit. Orang dari generasi Z selalu menghendaki dapat menyelesaikan tugas secara cepat, tanpa harus berpikir panjang dan memerlukan proses yang bertele-tele.
Jadi bila aturan yang ditetapkan sama dengan sebelumnya, dimana harus banyak pertimbangan yang tepat, baru dijalankan, pastilah karyawan dari generasi Z ini tidak akan betah.
Generasi Z adalah orang-orang yang dilahirkan diantara tahun 1997-2012, mereka adalah generasi yang lahir dari generasi milineal atau generasi Y.
Saat mereka dibesarkan dan bersekolah sudah mengenal internet dan media sosial. Bahkan mereka bermain dengan telepon pintar (smartphone) yang sekaligus sebagai alat komunikasi mereka.
Kebanyakan dari mereka sadar lingkungan, memilah limbah agar dapat di olah ulang (recycle) atau memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk. Sadar terhadap bahaya pemakaian plastik, sehingga selalu dikumpulkan ke bank sampah. Sangat menyukai sayuran hidroponik daripada sayuran biasa. Juga memahami masalah sosial dan terorisme yang mengancam dunia.
Sudah jarang menonton televisi dan bioskop, tetapi lebih sering menikmati hiburan secara OTT atau platform .streaming.
Dalam bekerja mereka tidak begitu suka bekerja sama dalam suatu tim, mereka lebih cenderung bekerja mandiri.