Bila kita sedang berada di Banten Lama, cobalah mengarah ke daerah Pegadingan, Kecamatan Kramatwatu, kota Serang. Kawasan yang sangat timbun dengan pepohonan ini terdapat sebuah danau. Dikenal dengan nama Tasikardi.
Untunglah saat kita berkunjung kesana, bertemu dengan Zaidi, koordinator Tasikardi. Zaidi yang kakeknya juga koordinator Tasikardi, banyak menceritakan sejarah Danau Tasikardi ini.
Sesuai dengan namanya Tasikardi dalam bahasa Sunda bisa diterjemahkan sebagai danau buatan. Memang danau buatan ini dibuat oleh Sultan Maulana Yusuf dari Kesultanan Banten guna menghibur ibunya (isteri Sultan Maulana Hasanudin) yang sangat berduka akibat wafatnya sang suami.
Danau seluas 5 hektar ini menggunakan batu bata sebagai dasarnya. Danau ini menampung air dari sungai Cibanten. Memiliki sebuah pulau dibagian tengahnya disebut Pulau Kaputren, yang digunakan sebagai tempat peristirahan keluarga kesultanan dan untuk menerima tamu kesultanan
Selain itu danau Tasikardi juga dimanfaatkan untuk memasok kebutuhan air bagi Keraton Surosowan dan vihara. Tiga pemandian yang terdapat di Keraton Surosowan (Roro Denok, Pancuran Mas dan Sumur Kejayaan) selalu mendapat supplai air dari danau Tasikardi. Juga untuk keperluan masyarakat Banten untuk pengairan sawah, jadi danau ini juga berfungsi sebagai tandon air, agar petani dapat menghasilkan panen dengan baik.
Danau buatan yang dibangun pada abad 16 tepatnya saat Sultan Maulana Yusuf memerintah (1570-1580) ini harus di filter dulu sebelum dialirkan ke Keraton, di suatu tempat yang sekarang juga masih berfungsi yaitu di Pengindelan Abang. Filterisasi (dokpri)
Foto brrsama (dok: Rifki)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI