Destinasi terakhir adalah Kafe Sunyi. Kafe Sunyi adalah Kafe yang sengaja menempatkan barista dan pelayan tuna rungu dan tuna wicara.
Itulah sebabnya suasana kafe ini sunyi karena tidak ada komunikasi antara barista / kasir dengan pelanggan.
Untuk memesan minuman harus menggunakan bahasa isyarat. Itulah sebabnya, disini peserta Koteka trip mendapat pelatihan singkat memakai bahasa isyarat. Seperti cara memesan minuman, panas atau dingin, terima kasih, dan saya cinta kamu. Setelah menerima contoh, peserta harus menirukannya.
Disekitar kasir terdapat petunjuk dan alfabet bahasa isyarat. Setelah pelatihan sederhana bahasa isyarat selesai, seluruh peserta yang telah kehausan, setelah mengikuti semua agenda Koteka trip, ditraktir Kompasiana, segelas es kopi susu gula aren. Terima kasih Kompasiana.
Karena kafe hampir tutup, kami segera berfoto bersama, membuat ulasan tentang Koteka trip yang diganjar goodie bag dari WIsata Kreatif Jakarta. Lalu dilanjutkan dengan kuis dengan hadiah dari mbak Gana, Acaraki dan Kompasiana.
Juga diberikan penugasan kepada seluruh peserta untuk membuat konten di IG dan menulis konten di blognya.
Pemilik kafe Sunyi adalah warga normal, namun mempekerjakan tenaga kerja tuna rungu dan tuna wicara. Ternyata orang dengan disabilitas bila dipercaya, juga dapat bekerja seperti orang normal. Kafe Sunyi sudah memiliki tiga cabang di Jakarta.
Semoga dengan adanya lapangan kerja untuk kaum disabilitas membuat hati mereka tidak sunyi lagi. Berikan kesempatan kepada mereka, pada pekerjaan yang memungkinkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H