Meski telah tergusur dari Museum Wayang, Aldi pemilik dan pengrajin wayang golek dan wayang kulit tetap memiliki gerai do kawasan Kota Tua.
Bermula dari hobinya saat kecil membaca komik wayang karya A. kosasih, Aldi menjadi hafal cerita wayang, khususnya Mahabharata dan Ramayana.
Saat memiliki gerai cindera mata wayang di Museum Wayang, Aldi sangat rajin bercerita pada calon pelanggan sehingga membuat calon pelanggan tertarik. Sekarang gerai cindera mata tidak memiliki spirit perwayangan sehingga kurang menarik calon pelanggan.
Pertunjukan wayang hanya diadakan pada hari Minggu di Museum Wayang. Aldi di gerai puppet show di tepi Kali Besar, mengadakan pertunjukan wayang tiap hari. Pelangganbya kebanyakan orang asing.
Satu boneka wayang dijualnya 300-400 ribu Rupiah, bahkan Aldi membuat "custom puppet" dengan silhouette wajah pemesannya. Sebuah wayang Gunungan bisa dijual hingga 700 ribu Rupiah, yang bila dibeli di Sarinah bisa mencapai 1,2 juta Rupiah. Gunungan adalah boneka wayang dalam bentuk hutan dengan pohon kalpataru.
Meski gerainya sudah tutup, Aldi masih sempat memperagakan wayang dengan pengantar bahasa Inggris. Kusahnya tentang prabu Rahwana yang menculik Dewi Sinta. Kera sakti Hanoman mrncoba membebaskan Dewi Sinta namun kalah digjaya, sehingga harus dibantu Rama. Ini adalah petikan dari kisah Ramayana.
Sayangnya, keluarga Aldi tidak ada yang berminat melanjutkan darah seninya. Padahal telah terbukti, di masa pandemi, gerainya tidak pernah sepi. Malah omzetnya meningkat.
Bagi yang memiliki tamu orang asing atau orang Indonesia yang mau mengenal wayang, silakan berkunjung ke gerai Aldi di tepi Kali Besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H