Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

[Donasi Ramadan Koteka] Suasana Ramadan di London

Diperbarui: 17 April 2022   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

London (sumber: yuktravel com)


Sore ini, Koteka, komunitas traveler Kompasiana dalam webinar Koteka Talk mengajak kita melihat suasana bulan Ramadan di London. Narasumbernya adalah  Oki Earlivan Sampurno, ketua PPI Inggris, dengan tema "Sekilas London dan Suasana Ramadan Disana ". Acara dipandu oleh Ketua Koteka, Ony Jamhari.

Oki (dok: Koteka)


Dalam presentasinya, Oki bercerita banyak tentang pengalamannya selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan di negeri Inggris. Perbedaan utama adalah waktu berpuasa, kalau di Indonesia sekitar 12 jam, di Inggris bisa 17 jam. Untung saat ini memasuki iklim spring, jadi udara cukup mendukung.

Komunitas Indonesia di kampus-kampus biasanya bekerja sama dengan KBRI London dan masjid di London, seperti membagikan jadual waktu buka puasa dan imsak untuk sahur.

Tiap minggu selalu diadakan buka puasa bersama oleh komunitas Indonesia. Oki yang sudah di London sejak tahun 2011, merasa senang karena saat ini sudah diperbolehkan menjalankan salat taraweh. Dua tahun yang lalu tidak diperbolehkan demi mencegah penularan Covid-19.

Yang paling disenangi Oki adalah budaya silaturahmi yang berjalan antar sesama warga Indonesia, meski tidak ada lontong, tetapi suasana silaturahmi sangat akrab. Kadang-kadang ada warga yang membuat sendiri dan membagikannya kepada komunitas. Di masjid banyak warga yang mentmyediakan takjil untuk berbuka puasa. Untuk makan sahur memang sulit mencari rumah makan yang buka, biasanya membeli saat buka puasa lalu dihangatkan saat makan sahur.

Kebiasaan ngabuburit menjelang buka puasa juga sering dilakukan. Yang disayangkan sulit mendengar suara adzan, karena masjidnya jauh. Bila tempat kerja atau kampus dekat dengan masjid biasanya masih bisa mendengar suara adzan.

Selain taraweh, banyak juga yang datang ke masjid untuk beriktikaf pada 10 hari terakhir bulan Ramadan. Kami melakukan sholat 11 atau 23 rakkat tergantung wilayahnya.

Yang menarik adalah doa-doa yang dipanjatkan, selain mendoakan keluarga di kampung / desa di Indonesia, juga mendoakan masyarakat Islam di belahan dunia Lai  yang sedang bergolak.

Ide mendirikan masjid Indonesia di London tercetus sejak 1998 saat pengajian, lalu mengumpulkan donasi yang dikelola Indonesia Islamic Centre. Kini lebih banyak melibatkan kaum muda. Yang menyumbang masyarakat Inggris yang non Islam dan pengusaha Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline