Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Hari ini Makan 7 Sayuran

Diperbarui: 8 Februari 2022   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

7 sayuran (dokpri)


Ada tradisi Tiongkok kuno yang sudah hampir punah dan kembali dicoba dihidupkan kembali oleh beberapa  orang keturunan Tionghoa di Malaysia, Singapura dan Indonesia.

Tradisi makan 7 sayuran itu tujuan nya untuk membersihkan diri dari makan daging karena  hari ini mereka melakukan sembahyang kepada Tuhan Allah ( Pai Thi Kong )  jadi saat mereka sembahyang kondisi badan mereka bersih. Dan makan 7 sayuran ini dilakukan pada kemarin malam atau hari ini (7 hari setelah Imlek). Karena Imlek jatuh pada tanggal 1 Februari 2022 kalender Masehi, maka Ren Ri jatuh pada tanggal 8 Februari 2022.

Tradisi tidak makan daging ini biasa disebut cia cai (makan sayuran atau nabati) dan ini disebut cikal bakal vegetarian di dunia Barat.

Tradisi ini disebut Ren Ri, makan 7 sayuran ini disebut 'gwee ciu' atau 'qi yang cai'. Ke 7 sayuran ini adalah selada, sawi tanah, daun bawang, kucai, bakung, seledri dan kailan.

Menyantap 7 sayuran ini selain untuk membersihkan diri juga untuk memperoleh hal-hal baik. Saat menyantap ke tujuh sayuran ini harus habis alias tidak boleh tersisa juga tidak boleh jatuh. Karena melambangkan rezeki yang jatuh.

Tradisi ini disebut Hari Manusia atau hari penciptaan manusia pada hari ketujuh. Sebelumnya Tuhan menciptakan ayam, anjing, babi, kambing, sapi dan kuda. Setelah itu baru menciptakan biji-bijian, langit dan Bumi. Kepercayaan ini sudah bermula sejak  dinasti Han.

Jenis sayuran yang digunakan berbeda, antara orang Hokkian, Hakka, Konghu, Tiociu dan suku-suku lain. Di Indonesia, paket 7 sayuran banyak dijual di pasar Petak Sembilan Glodok atau pasar Muara Karang, atau pasar-pasar yang dekat dengan pecinan (Chinatown).

Ke 7 sayuran ini melambangkan perencanaan, ketekunan, kepandaian, keajadian, kesehatan, kesatuan dan pandangan kedepan. Hal ini disebabkan budaya Tionghoa banyak mengenal perlambang.

Perayaan panjang yang dimulai pada Imlek, akan berakhir saat bulan purnama, yang dikenal dengan sebutan Cap Go Meh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline