Kota Solo sekarang jadi terkenal karena Presiden RI yang sekarang berasal dari kota ini. Bagi Anda yang sempat berkunjung ke kota Solo hendaknya jangan lupa mencicipi kulinernya. Selain makanan, ada warung-warung tradisional yang buka sampai larut malam sekedar untuk wedangan.
Meski cukup beragam kuliner khas Solo, namun yang sebaiknya Anda mengenal dan mencicipi yang dua ini, yakni Selat Solo dan Timlo Solo. Karena sangat melekat dengan nama kota dan tidak terdapat di daerah lain, maka orang selalu menyebutnya dengan imbuhan kata 'Solo'.
Apakah Selat Solo? Menurut sejarahnya konon kabarnya berasal dari kecemburuan rakyat kecil terhadap kuliner warga Belanda. Warga Belanda sering menghilangkan steak yang menggunakan daging sapi cukup besar 100 hingga 300 gram dengan sayur pendukungnya. Karena Selat Solo banyak mengandung sayuran, maka disebut saladnya warga Solo. Padahal Selat Solo adalah perpaduan bistik, salad dan soup.
Mirip bistik, karena mengandung daging sapi meski bentuknya lebih kecil. Mirip salad karena memiliki kentang, wortel, buncis dan selada. Mirip soup karena Selat Solo disajikan dengan kuah cair. Pada penyjajiannya Selat Solo juga menambahkan potongan telur ayam.
Makanan khas Solo berikutnya adalah Timlo Solo. Timlo Solo ini berupa sup ayam dengan kuah bening dengan isian sosis Solo, telur pindang, dan jeroan ayam (hati dan ampela).
Timlo Solo (sumber: kompas.com)
Banyak dijajakan di kota Solo sebagai makan pagi (sarapan) atau makan malam yang hangat dan nikmat.
Kedua kuliner khas ini dijual dengan harga tidak menguras Isi dompet Anda. Jadi, bila berkunjung ke Solo jangan lupa untuk mencicipinya. Selamat makan. Meski kuliner ini dapt ditemukan di luar kota Solo, tapi nama Solo tidak pernah lepas.