Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Peru, Pusat Kuliner Amerika Latin

Diperbarui: 30 Agustus 2021   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Arroz (sumber: lerepubica.pe)

Bicara tentang Peru, semula saya hanya tahu sebagai salah satu negara dengan tim sepakbola yang selalu berlaga di perebutan piala Copa America. Namun melalui Koteka Talk ke 50 kemarin malam, yang berhasil menghadirkan narsum ibu Dubes LBBP RI Peru merangkap Bolivia,  H.E. Marina Estella Anwar Bey, saya mendapat banyak informasi mengenai Peru. 

Acara bertajuk "Situasi Pandemi di Peru dan Bolivia dan Sekilas Lima" dipandu oleh Gaganawati Stegmann langsung dari Jerman. Karena beda waktu 12 jam antara Lima dan Jakarta, maka acara Koteka Talk kali ini diadakan jam 19.00 WIB atau 07.00 waktu Lima.

Dubes Marina Estella didampingi Arvin dari Pensosbud KBRI Lima. Marina Estella adalah lulusan sastra Jerman Universitas Indonesia. Lalu berkarir di Kementerian Luar Negeri RI dan sempat bertugas dI Bern- Swiss, Toronto- Kanada, Berlin, menjadi Konsul Jenderal di Hamburg dan pada 20 Februari 2018 dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo menjadi Duta Besar LBBP untuk Peru dan Bolivia.

Marina Estella (dok: Koteka)

Peru

Mempunyai ibu kota Lima, yang berasal dari bahasa Inca. Memiliki jumlah penduduk 33 juta, termasuk negara kaya, namun masih terjadi kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin dengan perkiraan sepertiga penduduk masih tergolong miskin. Tahun ini, Peru memiliki presiden baru, Pedro Castillo yang berlatar beĺakang seorang guru. 

Negara bekas jajahan Spanyol ini masih menggunakan bahasa Spanyol sebagai bahasa pengantar atau komunikasi sehari-hari. Secara ekonomi, Peru disebut sebagai "The Rising Star of Latin America" karena pada awal tahun 2000-2013 memiliki pertumbuhan ekonomi 5%. 

Dan baru mengalami penurunan pada 2014, namun berhasil bangkit lagi pada 2018. Perekonomian ditunjang oleh sektor pertanian, wisata,  pertambangan, dan  perikanan. Perekonomian saat pandemi justru mengalami kenaikan, karena meningkatnya ekspor produk-produk pertanian.

Bagi yang ingin mengunjungi Peru ada banyak alternatif penerbangan, diperkirakan lama penerbangan ditambah waktu tunggu transit sekitar 34 jam.  Penerbangan hemat bisa menggunakan Iberia-Qatar Air lewat Madrid, atau Latam-Qatar Air lewat Sao Paolo, jika lewat Panama bisa dengan Turkish Air, dan lain-lain. Penerbangan paling mahal dengan menggunakan KLM dari Belanda.

Hubungan diplomatik dengan Indonesia sudah terjalin sejak 12 Agustus 1975, KBRI Lima dibuka 20 Februari 2002 yang semula dirangkap oleh KBRI Brazilia / Rio.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline