Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Belajar dari Tiongkok Mengendalikan Taliban

Diperbarui: 24 Agustus 2021   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasukan Taliban menduduki istana presiden Afghanistan di Kabul yang telah ditinggalkan Ashraf Ghani, Minggu (15/8/2021). (AP PHOTO/ZABI KARIMI) via Kompas.com

 

Nama Taliban mencuat akhir-akhir ini, setelah Taliban mampu menguasai beberapa provinsi dan sebagian wilayah ibukota Afghanisran, Kabul, sehingga membuat Presiden Afghanistan melarikan diri meninggalkan Afghanistan, yang disusul dengan chaos-nya bandara Kabul karena warga sipil berebut untuk keluar dari Kabul. 

Sementara keluar melalui jalur darat tidak dapat dilakukan, karena negara-negara tetangga menutup jalur pengungsian. Pasukan Taliban hampir berhasil menguasai Kabul, karena pasukan Amerika Serikat yang membantu menggulingkan pemerintahan Taliban pada 2001 telah meninggalkan Afghanistan. Dan pemerintah Amerika Serikat telah mengumumkan mengakhiri perang selama 20 tahun di Afghanistan.

Taliban adalah organisasi militer yang pernah berkuasa di Afghanistan, dibentuk oleh Mullah Mohammad Omar pada 1994 yang memiliki banyak pengikut guna melawab korupsi yang terjadi selama perang saudara. 

Berasal dari pejuang Mujahidin yang pernah berhasil mengusir Uni Soviet dari Afghanistan pada era 1980. Taliban berhasil menguasai Afghanistan pada 1996 dan sempat digulingkan oleh pasukan Amerika Serikat pada 2001 yang lalu mengangkat Ashraf Ghani sebagai presiden Afghanistan.

Taliban dan Tiongkok

Tiongkok yang saat ini sedang adu kekuatan dengan Amerika Serikat untuk menguasai dunia, secara geofrafis paling dekat dengan Afghanistan. Bahkan Tiongkok dapat menuju Afghanistan melalui jalan darat. 

Pemerintah Tiongkok yang memahami kekuatan Taliban juga memiliki kekhawatiran Taliban bila tidak segera dirangkul dapat membahayakan Tiongkok, karena diprediksi akan membantu separatis atau pemberontak Uyghur.

Untuk itulah Pemerintah Tiongkok segera menawarkan investasi kepada Taliban guna melakukan rekonstruksi  Afghanistan. Taliban yang sedang berupaya merebut kembali tampuk pemerintahan di Afghanistan sangat memerlukan negara sahabat. Maka tawaran Tiongkok langsung disambut dengan baik.

Jadi terbukti dalam politik, tiada lawan yang abadi. Mungkin tokoh-tokoh Taliban juga belajar dari pengalaman negara-negara Afrika yang berkonflik seperti Rwanda yang kini kota-kotanya sudah berubah menjadi metropolitan berkat bantuan Tiongkok.

Pemimpin Taliban tentunya juga menghendaki Kabul dan Kandahar dapat menjadi metropolitan sepertinya halnya Kigali City di Rwanda. Negara yang didukung oleh Tiongkok hampir dipastikan  dalam satu dekade akan maju infrastruktur dan teknologinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline