Lihat ke Halaman Asli

Sutiono Gunadi

TERVERIFIKASI

Blogger

Hiduplah Seimbang Jangan Memaksakan Selalu Positif

Diperbarui: 4 Agustus 2021   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Toxic Positivity (sumber: milenialis.id)

Pernahkah saat Anda sedang down atau banyak melakukan kesalahan, lalu mendapat nasehat agar selalu tetap bersikap postif? Beberapa pakar psikologis sering menyebut hal ini sebagai toxic positivity, atau sikap positif yang berlebihan, sehingga sering berkonotasi merusak atau meracuni pribadi atau kejiwaan Anda.

Bila Anda harus selalu bersikap positif, seringkali harus melawannya dengan mengabaikan sikap  negatif, seperti sedih, kecewa, kalah, atau kesal.  Dalam menyikapi kehidupan, hiduplah secara seimbang, ekspresikan sikap negatif seperti sedih, asal ingat jangan terlalu larut dalam kesedihan. Istilah anak muda sekarang, Anda harus segera move on.

Karena penyangkalan terhadap sikap negatif bila terakumulasi dapat menimbulkan stress kelas berat yang dapat mengarah ke depresi. Yang biasa ditandai dengan mudah cemas, sulit tidur, bahkan hingga penggunaan obat terlarang seperti narkoba.

Agar Anda atau anak Anda tidak terjebak pada toxic postivity, maka Anda harus mengenali tanda-tandanya, sebagai berikut:

1. Selalu mengucapkan hal-hal positif, meski mimik wajahnya tidak dapat menyembunyikan dirinya yang sedang sedih atau kesal.

2. Berusaha menghindari masalah.

3. Memiliki rasa bersalah bila tidak bersikap.positif.

4. Mencoba menyemangati orang lain, meski  kalimatnya vernzda ambigu.

5. Senang menyembunyikan prasaan sedih atau kesal yang dialaminya.

6. Selalu menyalahkan orang lain yang mengekspresikan sikap negatif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline