Sore ini, Sabtu 17 Juli 2021, Koteka, komunitad traveler Kompasiana kembali menggelar acara Koteka Talks 44 dengan tema: "Suasana Pandemi di Finlandia - Estonia & Sedikit Mengenal Helsinki".
Sebagai nara sumber diundang secara khusus Duta Besar LBBP RI Finlandia dan Estonia, H.E. Ratu Silvy Gayatri untuk mengupas sekilas pandemi di sana dan sekilas Helsinki. Dua orang staf KBRI Helsinki mendampingi Silvy. Sebagai moderator Gaganawati Stegmann dari Koteka.
Pada awal presentasinya, Silvy Gayatri yang mulai menjabat sebagai Dubes sejak 14 September 2020 menjelaskan suasana pandemi di Finlandia dan Estonia.
Tiap hari ada data statistik mengenai jumlah korban yang selalu dilaporkan ke Indonesia, khususnya bila ada korban WNI disana. Jumlah kasus terpapar Covid-19 hingga saat ini 99.000 orang, dengan jumlah korban meninggal dunia 900 orang.
Meski jumlah ini jauh lebih kecil daripada korban di Indonesia, namun tiga hari terakhir ini ada kecenderungan naik meski vaksinasi sudah cukup banyak dilakukan. Sehubungan saat ini sedang musim libur sekolah dan paska even akbar piala Euro 2020. Selain itu adanya varian baru "Delta" juga berkonsttibusi pada peningkatan jumlah kasus.
Minimnya jumlah korban disebabkan restriksi bagi pendatang, setiap 2 minggu sekali ada update border control dari Pemerintah setempat. Syarat untuk masuk Finlandia dan Estonia bila ada keperluan penting, seperti masalah keluarga dan pendatang harus mampu menunjukkan bukti vaksinasi dan telah senbuh dari covid. Bila tidak, pendatang harus isoman 14 hari.
Selain pengaturan ketat untuk pendatang, masyarakat Finlandia dan Estonia menganggap pandemi sebagai hal serius, mereka memakai masker di tempat tertutup dan kendaraan umum. Tersedia hand sanitizer di tiap kantor. Sempat diberlakukan lockdown pada awal tahun lalu dan tahun ini. Selama ini terdapat 26 WNI yang terinfeksi, setelah mendapat perawatan dan sudah sehat kembali.
Saat ini Sekolah di Finlandia sedang libur, bulan Agustus baru masuk. Selama ini anak-anak tingkat PAUD hingga SMP sudah tatap muka, kecuali pada tingkat SMA dan Perguruan Tinggi masih online.
Kerugian ekonomi jelas tampak, karena banyak PHK dan memukul bisnis turisme. Pemerintah menyediakan bantuan untuk pengusaha yang terdampak pandemi, berupa bantuan tunai, pengurangan pajak, maupun pinjaman dengan angsuran lunak.