Bicara tentang buku pada masa kecilku, aku ingat sekali buku yang pertama kali dibelikan oleh pamanku sebagai hadiah karena sudah bisa membaca. Buku itu berupa komik atau cerita bergambar. Pilihannya jatuh pada komik tentunya agar tidak terlalu berat, karena aku baru bisa membaca. Dengan komik, jumlah kata dan banyaknya gambar dalam satu halaman tidak terlalu memberatkan bagi aku yang baru bisa membaca. Jadi aku dapat menikmati isi cerita secara lengkap dengan memadukan teks dan gambar. Dengan adanya gambar, juga membuatku mampu memvisualisasi jalannya cerita.
Aku masih ingat komik wayang yang pertama kubaca adalah Mahabharata dan Ramayana hasil karya RA Kosasih. Dengan membaca komik wayang membuatku jadi mencintai buku, karena dari jalan ceritanya aku jadi memiliki gambaran tokoh-tokoh cerita wayang, tokoh yang baik dan tokoh yang jahat. Dengan cepat aku memahami tokoh baik seperti Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa (Pandawa) serta Rama (Ayodya) dan tokoh jahat seperti Dursasana dan saudaranya (Astina) serta Rahwana (Alengka).
Aku juga sering diajak nonton wayang orang didekat rumah. Karena sudah membaca komik wayang, maka aku juga dapat mengikuti lakon pada pertunjukan wayang orang.
Kegemaran membaca ini membuatku kesetanan dalam membaca, akibatnya sering kena marah karena sering terlambat makan siang gara-gara terlalu asyik menyelesaikan komik. Terlebih setelah masuk sekolah, aku mengenal persewaan komik dari teman sekolahku. Jadi makin banyak buku yang kulahap termasuk cerita pahlawan super (super hero) Indonesia seperti Gundala Putera Petir dan Si Buta dari Gua Hantu, yang pernah di filmkan.
Aku juga sempat membaca komik "Sie Djin Koei" yang dimuat secara bersambung pada majalah Star Weelky. Komik ini menceritakan kisah seorang Jenderal perang dalam kisah klasik berlatar belakang negara Tiongkok.
Setelah aku duduk di bangku SMP barulah aku mulai mengenal buku novel yang sepenuhnya teks dan tanpa gambar, seperti novel karya Marga T dan Ashadi Siregar. Aku mulai mengenal novel setelah tertarik dengan novel yang dimuat sebagai cerita bersambung pada harian Kompas.
Buku cerita lainnya yang membuat kesetanan membaca adalah buku cerita silat. Berawal dari membaca cerita silat "Kim Tjoa Kiam" (Pedang Ular Emas) yang dimuat secara bersambung pada majalah Star Weekly, lalu aku mulai menyewa buku cerita silat karya Asmaraman Kho Ping Hoo.
Kini saat sudah bekerja kadang masih rindu dengan komik wayang. Dalam format buku masih dapat dibeli di salah sebuah rumah makan kuliner nusantara di Jakarta maupun pada toko daring seperti Tokopedia atau Shopee.
Bagi generasi milineal atau Z yang ingin membaca komik dalam format digital, sudah tersedia Mahabharata (RA Kosasih), Ramayana (RA Kosasih dan Wayang Purwa (Saleh Ardisoma).
Komik wayang ini dapat dunduh melalui Google Play anjajabooks. Sebagian gratis sebagian berbayar.
Itulah kisahku dengan buku-buku kesayanganku. Selamat merayakan hari buku nasional 17 Mei mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H