Selama bulan Ramadan, umat Islam menjalankan ibadah puasa, menahan lapar dan haus, sekaligus berupaya meningkatkan ketaqwaan dengan lebih menyempatkan waktu untuk tadarus maupun membaca kisah-kisah para Nabi.
Pada akhir bulan Ramadan adalah Idul Fitri yang sering dikenal dengan nama Lebaran. Idul Fitri artinya lahir kembali menjadi orang yang bersih dan suci, yang berarti hilangnya atau terhapusnya semua dosa dan kesalahan yang Allah ampuni pada bulan Ramadan dan hendaknya diikuti oleh sikap saling memaafkan diantara sesama manusia.
Lebaran juga memiliki arti melebur semua kesalahan,,jadi Anda harus sanggup memaafkan kesalahan orang lain sebaliknya kesalahan Anda juga akan dimaafkan oleh orang lain.
Jadi pada hari Lebaran skore kesalahan menjadi 0-0. Yang diharapkan setelah Lebaran disambung dengan perbuatan baik sehingga meniadakan kesalahan lagi.
Memaafkan memang bukan tindakan yang mudah. Perlu mental yang kuat untuk sanggup memaafkan kesalahan orang lain. Dan, apakah setelah Anda memaafkan orang tersebut, orang tersebut tidak akan berbuat kesalahan lagi?
Hal ini sulit diprediksi, yang terutama dengan memaafkan, pikiran Anda akan bersih dari upaya untuk balas dendam. Bila orang yang telah Anda maafkan terus melakukan kesalahan baru, dosanya harus dipikul oleh orang itu.
Menurut ilmu kesehztan, sikap memaafkan akan memperbaiki kesehatan fisik dan mental. Anda akan terbebas dari rasa marah, dendam, stress, depresi sehingga dapat menurunkzn tekanan darah Anda.
Sikap pemaaf juga dapat meningkatkan distem kekebalan tubuh Anda. Dengan memaafksn kesalahan orang lain, pikiran Anda yang semula dipenuhi intrik-intrik buruk, maka Anda akan terbebas dari semua intrik buruk sehingga mampu meningkatkan kesehatan mental dan jantung.
Dan dengan sikap memaafkan, paling tidak hubungan Anda dengan orang lain akan menjadi lebih sehat.
Hal ini sejalan dengan ajaran Islam dimana Allah akan memuliakan orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain dan menyediakan segudang pahala baginya.